Setelahnya, pada 2007-2008, Ferdinand menjadi psikolog PSIS Liga SUper.
Tiga tahun setelahnya, pada 2011-2015, ia ditunjuk sebagai Ketua Harian Pengurus Cabang PSSI Kota Semarang.
Di saat yang bersamaan, tepatnya pada 2012-2013, ia diangkat menjadi General Manager PSIS Semarang.
Kiprah Ferdinand di dunia sepak bola terus berlanjut.
Ia dipercaya menjadi Anggota Komite Pemilihan PSSI tahun 2016-2017.
Di tahun yang sama, Ferdinand menjadi psikolog untuk tim PON 2016 Jawa Barat kontingen Jawa Tengah.
Kemudian, psikolog Timnas U-19 Piala AFF 2019 dan Direktur Bisnis PSIS Semarang pada 2018-2019.
Tolak Buat Video Meski Ditelepon Berulang Kali
Dalam wawancara bersama TribunJateng.com, Ferdinandus Hindiarto mengaku menolak permintaan tersebut.
Ia mengatakan tak ingin menyampaikan pernyataan yang menurutnya berbeda dari fakta.
Baca juga: Penjelasan Kapolrestabes Semarang Soal Permintaan Video Apresiasi Jokowi kepada Rektor Unika
"Kami nyatakan tidak (buat video) karena kami memilih sikap itu, kami bukan membenci."
"Semisal hal baik, maka dibilang baik. Sebaliknya, ketika ada sesuatu tidak pas, ya bilang tidak pas," ujar Ferdinand, Selasa.
Ia mengungkapkan, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas usia calon wakil presiden (cawapres), dimana Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) menyatakan ada pelanggaran, menjadi salah satu alasannya menolak membuat video.
Pernyataan Jokowi yang mengatakan presiden boleh memihak dan berkampanye, juga menjadi faktor penolakan Ferdinand selanjutnya.
Ia juga turut menyinggung bantuan sosial (bansos) yang disalurkan Jokowi pada Januari 2024.