TRIBUNNEWS.COM - Hingga saat ini, mendekati hari pencoblosan pada 14 Februari mendatang, Partai Buruh belum juga menentukan pilihan terhadap salah satu pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) 2024.
Masing-masing capres-cawapres yakni paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, juga telah melakukan kampanye ke berbagai daerah hingga saat ini.
Namun, hal tersebut tak juga membuat Partai Buruh menentukan arah dukungannya.
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal pun membeberkan alasan pihaknya belum menentukan pilihan.
Pertama, karena dalam survei internal Partai Buruh, ditemukan bahwa Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran.
"Pertama, survei internal Partai Buruh menunjukkan terjadi dua putaran," kata Iqbal, dalam gelaran Kampanye Nasional Partai Buruh, di Istora Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis (8/2/2024).
Kemudian, alasan kedua adalah, karena belum adanya partai yang ingin melakukan kontrak politik dengan Partai Buruh.
Adapun, kontrak tersebut merupakan kontrak yang berkaitan dengan keinginan Partai Buruh agar UU Omnibus Law Cipta Kerja dicabut.
"Karena dia dua putaran, maka kami mengajukan alasan kedua, adakah yang mau kontrak politik terhadap Partai Buruh cabut Omnimbus Law, bukan retorika. Kalo retorika kami tau," ucap Iqbal.
"Oleh karena itu, cabut Omnimbus Law kontrak politik tertulis si capres cawapres mengumumkan terbuka," sambungnya.
Namun, kata Iqbal, tidak ada satupun pasangan capres-cawapres yang berani melakukan kontrak politik dengan Partai Buruh dan mendukung isu yang diperjuangkan partainya itu.
Baca juga: Said Iqbal: Parpol Parlemen Hanya Datangi Buruh saat Pemilu
"Tidak ada satupun yang hari ini berani melakukan kontrak politik, yang kemudian ketika Partai Buruh memperjuangkan kenaikan upah 15 persen."
"Tidak ada satupun capres yang ikut memberikan dukungan. Ketika kami memblokade jalan-jalan, kami jutaan orang turun tanggal 30 November. Tidak satupun capres yang mendukung perjuangan Partai Buruh," ungkapnya.
Partai Buruh akan Tentukan Pilihan Pada Putaran Kedua Pilpres 2024
Mengenai kejelasan pilihan Partai Buruh tersebut, Iqbal menekankan, Partai Buruh baru akan menentukan arah dukungan pada putaran kedua Pilpres 2024 nanti.
Hal tersebut dikarenakan pada survei Partai Buruh tadi, yang menemukan adanya potensi Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
Lebih lanjut, Iqbal kemudian mengklaim, paslon capres-cawapres yang nantinya bekerja sama dengan Partai Buruh, bakal meraih kemenangan.
"Putaran kedua adalah putaran penentu, capres yang akan mendukung Partai Buruh pasti akan menang, insyaAllah," ucap Iqbal, dalam Kampanye Akbar Partai Buruh, Kamis.
Baca juga: Partai Buruh Percaya Diri Bakal Lolos ke Senayan, Klaim Elektabilitasnya Sudah Capai 4 Persen
Iqbal juga meyakini, basis Partai Buruh dapat menentukan kemenangan paslon yang didukungnya nanti.
Di mana, suara Partai Buruh, kata Iqbal dikalkulasi mencapai 7,2 juta orang.
"Sangat menentukan, suara Partai Buruh kami kalkulasi 7,2 juta orang. Itulah penyumbang suara Partai Buruh di Pemilu kali ini," jelasnya.
"Dan ingat, begitu putaran kedua, buruh akan merapat semua ke Partai Buruh, karena mereka percaya diri Partai Buruh ikut lolos parliamentary threshold," tuturnya.
Sebelumnya, saat ditemui sebelum kampanye itu, Iqbal mengatakan Partai Buruh akan fokus pada pencalegan dan menjaga elektabilitas suara.
Di mana, berdasarkan survei internal, elektabilitas Partai Buruh telah tembus melewati angka 4 persen.
"Partai Buruh belum memutuskan deklarasi kepada paslon manapun."
"Oleh karena itu, Partai Buruh fokus pada pencalegan untuk menjaga suara elektabilitas 4,778 persen," kata Said saat ditemui sebelum acara kampanye nasional berlangsung.
(Tribunnews.com/Rifqah/Ibriza Fasti/Mario Christian)