"Bersyukur Pak Jokowi sudah menyatakan tidak ingin berkampanye, tapi khawatir kampanye terselubung," kata Mardani di kawasan Cikini, Jakarta, Jumat (9/2/2024).
Mardani mengingatkan, kampanye terselubung yang dilakukan Jokowi lebih berat ketimbang kampanye sungguhan.
"Makan bakso segala macam bareng-bareng itu kan kampanye terselubung, kampanye terselubung lebih berat ketimbang kampanye beneran," ujar Madani.
Ganjar: Besok Kedele Sore Tempe
Sementara itu, Capres 03 Ganjar Pranowo, menyinggung soal peribahasa Jawa "esuk dele sore tempe".
Ungkapan ini biasanya diartikan sebagai inkonsisten atau berubah pendapat.
Secara harfiah, "esuk dele sore tempe" artinya adalah "pagi berwujud kedelai, sore berwujud tempe".
"Orang Jawa bilang tidak boleh berbalik-balik. 'Isuk (pagi) kedele sore tempe'. Enggak bisa," kata Ganjar di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (8/2/2024).
Ganjar menuturkan bahwa seorang pemimpin tak boleh memiliki sifat yang berbeda antara perkataan dan perbuatan.
Menurutnya, sikap itu membuat rakyat sulit mempercayai sosok pemimpin itu.
"Maka begitu kita berbeda-beda terus, maka sulit rakyat mempercayai. Itu berlaku untuk siapa pun," kata Ganjar.
Ganjar mengaku menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai pernyataan Jokowi itu.
"Ada data, ada fakta, ada jejak digital yang berkali-kali keluar dan berkali-kali direvisi."
"Maka, saya katakan kalaulah kemudian statement-statement yang pernah muncul itu keliru, sampaikan dengan cara yang gentle siapa pun itu," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Gita Irawan)