News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Pengamat Sebut Pemilu 2024, Pemilu Paling Buruk dan Brutal, Ini Alasannya

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo di Jakarta Selatan. Ari Nurcahyo menilai Pemilu 2024 merupakan pemilu paling buruk dan brutal. Hal itu dikarenakan banyak masalah yang terjadi dalam proses penyelenggaraan Pemilu 2024.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai Pemilu 2024 merupakan pemilu paling buruk dan brutal.

Dikatakan Ari hal itu dikarenakan banyak masalah yang terjadi dalam proses penyelenggaraan Pemilu 2024.

"Pemilu kita tahun 2024, pemilu yang tidak baik-baik saja. Pemilu yang banyak masalah. Kalau Pak Jusuf Kalla bilang ini pemilu paling buruk dalam sejarah. Saya berani mengatakan ini adalah pemilu yang paling brutal dalam era Indonesia hari ini," kata Ari kepada awak media di kantor Para Syndicate, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024).

Mengapa paling buruk dan mungkin paling brutal, kata Ari. Hal itu dinilainya memang banyak sekali proses pemilu yang mungkin berjalan tidak sepatutnya.

"Sebuah hasil pemilu tentu memerlukan proses yang baik. Tetapi proses pemilu hari ini saya pikir bukan mengantarkan suara rakyat sebagai kedaulatan tertinggi. Tetapi karena kekuasaan dilanggengkan," jelasnya.

Kemudian Ari menyinggung banyaknya kritik dari para guru besar, tokoh-tokoh lintas agama yang enyampaikan pesan pelanggaran etik dan moralitas di Pemilu 2024.

"Jadi memang pemilu kita ini jauh dari pemilu yang berintegritas, bermartabat dan demokratis. 'Kebebasan' yang kita soroti dalam tiga tahap pra pemilu, hari pemilu dan pasca pemilu," tegasnya.

Baca juga: Guru Besar dan Mahasiswa Bereaksi Soal Pemilu, Peneliti BRIN: Sebuah Peringatan Serius

Menurutnya hal itulah yang menjadi pekerjaan rumah semua pihak ke depan. Ketika pascapemilu apakah kemudian hasil pemilu, punya legitimasi moral dan etik.

"Karena memang hari ini ketika bicara secara hukum aman. Tapi etika dan moral dilanggar. Sehingga itu tidak termaktub dalam hukum-hukum yang ada. Ini yang kemudian menjadi pemilu kita saat ini sangat buruk dan brutal," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini