News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Peneliti LSI Ungkap Faktor Prabowo-Gibran dapat Kepercayaan Kalangan Pendidikan dan Lintas Agama

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peneliti LSI, Ikrama Masloman.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil hitung cepat dan penghitungan suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul.

Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Ikrama Masloman, mengatakan Prabowo-Gibran unggul di pemilih berdasar jenis kelamin, usia/generasi, pendidikan, status sosial ekonomi dan agama.

Baca juga: Indikator Politik Ungkap Masyarakat Jawa Cenderung Coblos Prabowo-Gibran di Pilpres

Selain itu paslon nomor urut 2 ini juga unggul di segmen pemilih Gen Z, Gen Y Muda, Gen Y Madya, Gen X hingga baby boomers.

Begitu juga di segmen pemilih Islam NU, Islam (selain NU dan Muhammadiyah), Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Agama/kepercayaan lain.

Ikrama mengatakan, ada sosok yang membuat suara Prabowo-Gibran memiliki suara tebal di kalangan lintas agama.

Baca juga: Real Count Terbaru Pilpres 2024 oleh KPU: Prabowo-Gibran Masih Unggul dengan 58,77 Persen

Keunggulan terbesar pasangan itu ada pada segmen pemilih beragama katolik dengan persentase diatas 50 persen.

"Di data exit poll total keseluruhan Katolik dan Protestan 59 persen sekian, jadi mungkin ini rendahnya bisa juga 60 persen. Tapi kita pisahkan ya, mungkin Katolik itu sekitar segitu, 60 persen ya. Jadi sebenarnya memang cukup signifikan," ungkap Ikrama kepada wartawan, Rabu (21/2/2024).

"Kalau kita lihat di hasil exit pool artinya pemilih Katolik ini secara persentase paling besar sebenarnya sebanyak 60 persen. Jadi ini kalau bisa dibilang, bahwa mayoritas pemilih katolik itu berlabuh di Prabowo-Gibran," jelas Ikram.

Berkaca pada pemilu-pemilu sebelumnya, Katolik lebih banyak memilih paslon capres dari PDIP. 

Namun, pada Pilpres 2024 bergeser secara drastis.

Menurutnya tokoh kuat punya peran bersama jejaringnya yang secara hierakis, menggerakkan pasukan dan mengaktivasi kegiatan di beberapa wilayah strategis.

"Saya lihat kan Stefanus Gusma juga sempat viral saat mendampingi Gibran di NTT, lalu saat dia pamit dari partai lamanya," kata Ikrama.

Tokoh muda Katolik Stefanus Gusma bersama cawapres Gibran Rakabuming Raka ((Dok.Pemuda Katolik // Istimewa))

Ikrama mengatakan, Gusma juga melakukan konsolidasi, bahkan di tingkat pemuda.

Dan hal ini menjadi daya tarik.

"Karena sebagai angkatan muda di Katolik ditambah dengan fakta pemilih mayoritas di segmen usia ini, 60 persen itu di pemilih kalangan gen Z," ujarnya.

"Ini mereka pendukung Prabowo-Gibran. Jadi memang sangat efektif, saya pikir upaya-upaya itu dan ini tergambarkan dari hasilnya, karena pasar realitas politiknya 60 persen, pemilih katolik kan berlabuh di Probowo-Gibran," ungkapnya.

Menurut Ikram hal ini, hanya sebuah alasan saja sebenarnya.

"Walaupun alasannya nanti pasti secara eksplisit pastikan ada konsolidasi kan, salah satunya Gusma tadi di 02. Walaupun sebenarnya terpecah belah, di 01 (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) ada Tom Lembong," katanya.

Kemudian di kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD, ada sejumlah sosok.

"Kalau di 02 ini kan termasuk ada Gusma, Budi Agustiyo inikan konsultannya Prabowo," tuturnya.

Baca juga: Real Count KPU Pilpres 2024 di Luar Negeri 21 Februari 2024: Prabowo-Gibran Kantongi 202.244 Suara

Menurutnya, selain tingkat kepuasan kepada pemerintah, dari ketiga pasangan calon itu, yang membuat masyarakat berada di titik aman adalah Prabowo-Gibran.

"Tentu orang melihat konfigurasi ketiga calon yang mungkin paling aman ya untuk akomodir kepetingan-kepentingan khususnya kelompok minoritas agama ya, seperti dilihat mungkin titik amannya itu di Prabowo-Gibran," katanya. 

"Kalau saya itu, faktor-faktor selain ada aktifasi politik yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Katolik secara terbuka ataupun secara tersirat atau halus kemudian, saya yakin pasti ada aktifasi itu. Karena kalau tidak nggak mungkin angkanya sangat siginifikan," kata Ikram.

Sementara itu, dikutip dari Kompas.id, perolehan tinggi untuk Prabowo-Gibran tidak lepas dari dukungan kuat generasi muda terutama kalangan generasi Z (di bawah usia 26 tahun).

Bukan hanya Gen Z atau kalangan muda yang menyumbangkan perolehan tinggi bagi Prabowo-Gibran.

Dukungan cukup kuat juga diberikan untuk Prabowo-Gibran dari kalangan berpendidikan menengah ke bawah.

Bahkan, makin rendah status sosial ekonomi pemilih, dukungan terhadap Prabowo-Gibran makin tinggi.

Selain itu, perolehan tinggi Prabowo-Gibran juga tidak lepas dari penguasaan pasangan tersebut untuk mendapatkan dukungan dari pemeluk semua agama dan kepercayaan.

Mulai dari Nahdlatul Ulama sebagai aliran agama Islam yang terbesar, lalu Muhammadiyah, hingga dukungan dari kalangan Katolik, Protestan, Hindu, serta kepercayaan lainnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini