Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan pemberitaan ramai berkaitan seputar fenomena calon anggota legislatif (caleg) yang gagal jadi anggota parlemen berujung menarik bantuan yang telah diberikan kepada daerah pemilihan (dapil) masing-masing.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan respons terhadap fenomena tersebut.
Kata Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana, hal itu menunjukkan bahwa politik transaksional memang benar-benar terjadi dalam kontestasi pemilihan umum (pemilu).
Menurut Wawan, para caleg yang kembali menarik bantuannya karena mendapat suara kecil, itu karena mereka pada saat memberikan bantuan tidak ikhlas.
Baca juga: Viral Caleg Gagal di Garut Tutup Jalan di Depan Rumahnya, DPC Gerindra: Mengaku Tanah Milik Keluarga
"Begitu enggak dapat, sumbangannya diambil lagi, artinya dia tidak ikhlas, memang transaksional terjadi,” kata Wawan kepada wartawan, Selasa (12/3/2024).
KPK, ujar Wawan, sudah mewanti-wanti masyarakat supaya tak menerima uang atau bantuan apa pun menjelang pemilu.
Karena ia menilai, masyarakat yang menerima pemberian transaksional caleg maupun peserta pemilu lainnya akan sulit menyampaikan protes.
“Ya, masyarakat juga karena sudah ada transaksional seperti itu ya gimana? Protes gimana?” ujar Wawan.
Baca juga: Serba-serbi Caleg Gagal di Pemilu, Halusinasi Jadi Legislator, Tarik Bantuan hingga Bongkar Makam
Sekadar informasi, setelah hasil pemungutan suara dilaksanakan dan proses penghitungan sedang berjalan, caleg di sejumlah daerah menarik bantuan mereka karena kalah.
Mengutip Kompas.tv, di Banyuwangi, Jawa Timur misalnya, caleg menarik kembali bantuan berupa paving block yang telah diserahkan kepada warga.
Paving itu diperuntukkan memperbaiki jalan warga yang rusak dan tidak pernah diaspal.
Sementara itu, di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), bantuan semen yang diberikan caleg untuk masjid ditarik oleh tim sukses.
Mengutip makassar.tribunnews.com, caleg DPRD Provinsi NTB Dapil 7 Baiq Sri Ratna Puspariani mengatakan, tindakan tersebut merupakan inisiatif tim suksesnya.
"Ini murni (kerja tim sukses). Memang pernah (hubungi saya) namun waktu tabayyun itu saya sedang berada di Sebung. Akhirnya tim saya yang datang," jelas Baiq Sri Ratna dikonfirmasi TribunLombok.com, Selasa (20/2/2024).