TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani, menyebut, ada isyarat kubu Anies Baswedan- Muhaimin Iskandar (AMIN) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) akan bergabung mendukung Prabowo-Gibran.
"Ada isyarat, ada pernyataan, ada keputusan."
"Semuanya bisa kita anggap isyaratnya bagus, perkataannya bagus, keputusannya insyaAllah menuju kebersamaan yang bagus," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Menurutnya, komunikasi politik terus dilakukan dan semakin intensif, yakni pada partai-partai pendukung kubu lawan.
"(Komunikasi) kami sekarang lagi berlangsung dan seperti yang saya sampaikan tempo hari, pertemuan berlangsung cukup kondusif, cukup bagus, dan gayung bersambut," ujar Muzani.
Sekjen Partai Gerindra ini juga menjelaskan komunikasi dilakukan kepada partai pengusung paslon nomor 01, AMIN, dan kubu 03 Ganjar-Mahfud.
"Komunikasi kami dengan partai-partai pengusung 01 dan juga komunikasi dengan partai-partai pengusung 03," jelas Muzani.
Menurut Muzani, ada gayung bersambut atas ajakan dari kubu Prabowo-Gibran kepada kedua partai kubu lawan politiknya itu.
"Gayung bersambut itu artinya kita bisa duduk bersama untuk membicarakan tentang masa depan bangsa, masa depan demokrasi, masa depan pemerintahan, bagaimana misalnya bangsa dan negara ini tetap dalam persatuan kebersamaan dan suasana demokrasi yang harus kita jaga, di Senayan harus kita jaga kebersamaannya," kata Muzani.
Ucapan Selamat NasDem
Sebelumnya, pernyataan Muzani tentang akan ada partai kubu lawan yang gabung Prabowo-Gibran ini muncul karena menanggapi ucapan selamat dari Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Baca juga: Surya Paloh Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Ini Respons PKS dan Partai Gerindra
Namun, ia menyambut baik ucapan kemenangan tersebut dan berharap hal ini dapat menjadi contoh semua pihak dalam menghadapi perbedaan politik.
"Saya kira ini sebuah tradisi yang baik dalam perbedaan pilihan politik kemudian yang dinyatakan menang oleh lembaga resmi seperti KPU kemudian saling memberi ucapan selamat, saling mendoakan adalah sesuatu yang baik yang harus menjadi contoh bagi kita semuanya," ucap Muzani dikutip dari WartaKotaLive.com.
Pada kesempatan tersebut, Muzani mengatakan pihaknya saat ini masih berupaya untuk terus merangkul partai politik dari pihak yang kalah.
Hal itu dilakukan agar pemerintahan Prabowo-Gibran mendapatkan tambahan dukungan lagi dalam emmbangun Indonesia.
"Kita nanti akan terus membangun koalisi besar dengan berbagai macam partai politik yang ada di Senayan dan komunikasi itu sekarang sudah berlangsung," ujar Muzani.
Tak hanya itu, Muzani juga membocorkan akan adanya partai yang bergabung mendukung Prabowo-Gibran.
"Komunikasi sedang berlangsung dan hasilnya positif. Insya Allah, Insya Allah (ada tambahan partai dukung Prabowo-Gibran)," kata Muzani.
Baca juga: NasDem Ucapakan Selamat untuk Prabowo-Gibran, PKS: Kami Hormati
Prediksi Merapatnya PKS dan NasDem
Pengamat Politik Jerry Massie memprediksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bakal merapat ke kubu Prabowo-Gibran.
"Memang sejauh ini belum ada pernyataan PKS akan merapat ke koalisi Prabowo."
"Tapi saya nilai PKS secara aspek probabilitas politik besar kemungkinan mereka merapat dan bergabung dengan koalisi Prabowo," ujar Jerry pada Sabtu (17/2/2024) dinihari.
Menurut Jerry, ada dua indikator kuat PKS bakal bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran.
Pertama antara Gerindra-PKS punya masa lalu yang indah.
Pasalnya dalam beberapa kesempatan dalam Pilpres PKS selalu mendukung Prabowo.
Faktor kedua yakni faktor kedekatan Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat.
"Saya pikir PKS pernah masuk kabinet SBY saat mereka berkoalisi pada 2004 silam."
"Apalagi sebelum hengkang bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Demokrat terlihat mesra di koalisi Perubahan," kata Jerry.
Selain PKS, Partai Nasdem juga punya kemungkinan bergabung ke koalisi Kertanegara.
Masuknya PKS dan Partai Nasdem ini lanjut Jerry bakal mengulang terjadinya koalisi tahun 2019, dimana ada sembilan partai politik yang bergabung ke koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Bisa jadi koalisi gemuk seperti 2019 lalu," ujar Jerry.
Sementara Jerry menilai sulit untuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bergabung ke Prabowo.
"Kalau PKB potensi koalisi kecil kemungkinan lantaran Cak Imin yang meninggalkan Prabowo sebelum berduet dengan Anies," jelas Jerry.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Igman Ibrahim/Adi Suhendi)(WartaKotalive.com/Junianto Hamonangan)