TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengeluhkan politik uang yang terjadi di Pemilu 2024.
Hal tersebut disampaikan AHY dalam acara buka puasa bersama Partai Demokrat di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, Sabtu (23/3/2024).
"Fenomena vote buying, politik uang memang bukan sesuatu yang baru, betul. Tapi kali ini tahun 2024 ini, ugal-ugalan luar biasa," ujarnya.
Menurutnya, fenomena ini membuat Demokrat kesulitan untuk mempertahankan ataupun mendapatkan kursi di parlemen.
"Dari mana kita harus bisa menyiapkan uang yang luar biasa besar itu untuk mempertahankan kursi, untuk mendapatkan kursi."
"Saya tidak mengatakan yang kepilih kembali punya uang yang besar sekali, tidak juga. Tapi, ya, berat sekali untuk mendapatkan bahkan mempertahankan kursi kita," sambungnya.
Jika politik uang ini dipertahankan, jelas AHY, maka situasinya makin tidak karuan. Ongkos untuk mendapatkan kursi di parlemen akan sangat tinggi.
Melihat hal tersebut, untuk mengikis permasalahan ini, ia mengajak partainya untuk berjuang demi menyejahterakan masyarakat.
"Mari sama-sama Demokrat memperjuangkan kesejahteraan untuk masyarakatnya, untuk kita semua. Kalau kemiskinan dipertahankan, politik vote buying akan semakin merajalela," terangnya.
AHY juga menyatakan, dirinya telah berbicara dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengenai fenomena politik uang ini.
Pria berusia 45 tahun itu menjelaskan bahwa Prabowo memiliki keresahan yang sama.
Baca juga: Prabowo Menang Pilpres, AHY: Coba Kita Masih di Tempat Lama, Hancur Lebur
"Saya telah berbicara intens dengan Bapak Prabowo Subianto yang setuju. Beliau sangat setuju karena beliau juga merasakan hal yang sama dan Gerindra juga mengalami nasib yang tidak jauh berbeda."
"Artinya di luar dari ekspektasi yang telah ditargetkan sebelumnya. Ini sebuah concern bersama yang harus kita kawal," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, AHY juga mengungkapkan rasa syukurnya bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).