Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menganggap putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka berbohong kepada partainya.
Hasto mengungkapkan, sebelum menjadi calon wakil presiden cawapres) pendamping Prabowo Subianto, pihaknya memanggil Gibran untuk klarifikasi.
Menurutnya, saat itu dirinya bersama Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun.
"Mas Gibran menegaskan di depan saya dan Pak Komar bahwa tidak akan berproses ke sana (cawapres) karena lahir dan dibesarkan di PDIP," kata Hasto di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Senin (1/4/2024).
Hasto menceritakan, saat itu Gibran berkomitmen akan tetap bergabung dengan PDIP.
"Kemudian tahu 'bahwa bapak saya tahun depan akan habis kalau saya tidak berlabuh ke PDI saya ke mana lagi'," ujarnya.
Namun, kata dia, pada Oktober 2023 Gibran jutsru mendaftarkan diri sebagai cawapres Prabowo Subianto.
"Nah, ini suatu kebohongan yang ternyata pada bulan Oktober terbukti bagaimana 25 Oktober yang bersangkutan kemudian didaftarkan sebagai calon wakil presiden," ucapnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Dipimpin Djarot Saiful Hidayat, PDIP Umumkan Gugat Kecurangan Pilpres 2024 ke PTUN
Tak hanya itu, Hasto menjelaskan, pada Agustus 2023 DPP PDIP mengggelar konsolidasi bersama seluruh kepala daerah.
"Ibu Megawati Soekarnoputri juga bertanya hal yang sama dan dijawab di hadapan seluruh kepala daerah bahwa Mas Gibran tidak akan maju," ungkapnya.
Lagi-lagi, Hasto mengungkapkan bahwa Gibran berbohong.
"Ternyata segala sesuatunya, kebohongan pun itu menjadi bagian dari strategi," tegasnya.
Dia menjelaskan, sejatinya PDIP tak mempersoalkan jika kontestasi Pilpres berlangsung secara normal.
"Tetapi, inilah kemudian yang mendasari abuse of power dari penyelenggaraan kekuasaan negara, sumber-sumber daya negara, alat-alat negara (dipakai)," imbuh Hasto.
Baca juga: PDIP: Insya Allah Megawati dan Prabowo Bertemu setelah Proses Sengketa Pilpres 2024 Selesai
Sebelumnya diberitakan, Hasto Kristiyanto menyebut pengurus PDIP khilaf ketika mengusung Gibran pada Pilkada Solo 2020.
Hasto mengatakan, PDI-P mengusung Gibran sebagai Wali Kota Solo karena sempat mengakui kemajuan Indonesia pada era pemerintahan Presiden Jokowi.
"Kami jujur saja khilaf ketika dulu ikut mencalonkan Gibran karena di sisi lain memang kami mengakui terhadap kemajuan yang dilakukan Pak Jokowi," kata Hasto, Sabtu (30/3/2024).
"Kemajuan ini (di era Jokowi) ternyata dipicu oleh beban utang yang sangat besar," sambungnya.