Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kuasa Hukum kubu Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra, menilai soal bantuan sosial (bansos) yang dibahas ahli dari kubu Ganjar-Mahfud terkesan hanya menyoroti hubungan Presiden Jokowi dan putranya Gibran Rakabumingraka .
Hal itu disampaikan Yusril dalam sidang pembuktian perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres di ruang sidang pleno gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, pada Selasa (2/4/2024).
"Saudara ahli, mungkin saudara ahli lebih fokus pada petahana dan kalau petahana tidak maju. Mengapa harus fokusnya pada petahana? Mungkinkah ada hal-hal lain juga yang sebenarnya luput pada kita?" kata Yusril kepada ahli yang dihadirkan kubu Ganjar-Mahfud selaku Pemohon II, Selasa.
Ia kemudian memberi contoh yaitu soal penyaluran dana desa.
Dimana per desa mendapatkan dana sebesar Rp1 miliar.
Yusril menambahkan terdapat 83.971 desa di Indonesia dan pemberian dana desa itu dikontrol langsung oleh Menteri Desa (Mendes).
"Sebagai contoh, misalnya penyaluran dana desa. Dana desa itu Rp1 miliar per desa. Jumlah desa ini di negara kita 83.971 desa. Dan ada pendamping desa yang langsung itu di bawah kontrol Mendes," ucap Yusril.
Baca juga: Dilema Tri Rismaharini Jika Bersaksi di Sidang MK : Sebagai Menteri Jokowi atau Kader PDIP?
Selanjutnya, Yusril menyampaikan kepada ahli bernama Hamdi Muluk itu bahwa Mendes Abdul Halim Iskandar merupakan kakak dari calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Oleh karena itu, Yusril meminta ahli memikirkan adanya potensi dugaan kecurangan serupa terjadi pada konteks penyaluran dana Mendes untuk pencalonan kakaknya di Pilpres 2024, sebagaimana konteks yang sama pada dugaan kecurangan bansos terhadap Jokowi.
"Apakah saudara ahli juga bisa melihat kaitan misalnya Mendes itu adalah adik dari Muhaimin Iskandar. Kalau dikontekskan Jokowi dengan Gibran, apakah tidak relevan mengaitkan Muhaimin Iskandar dengan adiknya yang Mendes, yang menguasai penyaluran dana desa ini. Mengapa hal ini luput dari perhatian?" ucap Yusril.
Merespons Yusril, ahli Hamdi Muluk mengatakan apa yang dipaparkannya berlaku untuk peristiwa yang lain.
Namun ia mengaku belum mengkaji terkait Mendes dengan Muhaimin yang disampaikan Yusril.
"Itu juga berlaku untuk yang lain. Memang kalau kita mau studinya detail betul kita bisa mengkonsiderasi data yang lebih lokal. Saya tidak punya data itu, saya punya data yang lebih universal menggambarkan fenomena ini," kata Hamdi Muluk.