TRIBUNNEWS.COM - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran mengklaim amicus curiae (sahabat pengadilan) yang diajukan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sudah terpatahkan dalam sidang sengketa Pilpres 2024.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Koordinator Strategis TKN Prabowo-Gibran, Sufmi Dasco Ahmad, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/4/2024).
Dasco menilai, amicus curiae Megawati sudah disampaikan kuasa hukum pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, saat beradu argumentasi di persidangan.
"Sebagai substansi, kita sudah sama-sama tahu bahwa apa yang dituangkan dalam amicus curiae (Megawati) itu juga sudah disampaikan oleh kuasa hukum dari paslon nomor 3 dan sudah dipatahkan, terpatahkan dalam sidang (Mahkamah Konstitusi) MK," katas Dasco, Rabu.
Selain itu, menurut Dasco, tidak ada ketentuan yang mengatur amicus curiae dimasukkan dalam pertimbangan hakim.
"Tidak ada kemudian namanya amicus curiae itu dimasukan ke dalam pertimbangan-pertimbangan hakim," ungkap Ketua Harian DPP Partai Gerindra itu.
Senada dengan Dasco, anggota Tim Hukum Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Otto Hasibuan, menilai amicus curiae Megawati tidak tepat.
Menurutnya, amicus curiae adalah permohonan dari pihak sebagai sahabat pengadilan, bukan yang terlibat dalam perkara.
Oleh karena itu, kata Otto, amicus curiae seharusnya diajukan oleh orang-orang yang independen.
"Jadi, kalau Ibu Mega dia merupakan pihak dalam perkara ini sehingga kalau itu yang terjadi menurut saya tidak tepat sebagai amicus curiae," kata Otto di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Otto menjelaskan, siapapun bisa mengajukan amicus curiae, sepanjang yang bersangkutan bukan bagian dari perkara dan partisan.
Baca juga: 135 Purnawirawan Perwira Tinggi TNI-Polri Ajukan Amicus Curiae
"Jadi, yang dimaksud amicus curiae adalah ada pihak-pihak tertentu yang menjadi sahabat pengadilan," jelas Otto.
Menurutnya, amicus curiae bertujuan untuk memberikan pertimbangan kepada MK sebelum memutuskan perkara.
Kendati demikian, Otto menyebut bahwa persoalan apakah amicus curiae Megawati diterima atau tidak, tergantung MK.
Hasto mengungkapkan, amicus curiae itu dibuat sendiri oleh Megawati melalui tulisan tangan berwarna merah.
"Rakyat Indonesia yang tercinta marilah kita berdoa semoga ketuk palu MK bukan merupakan palu godam, melainkan palu emas, seperti kata Ibu Kartini pada tahun 1911 habis gelap terbitlah terang sehingga fajar demokrasi yang telah kita perjuangkan dari dulu timbul kembali dan akan diingat terus menerus oleh generasi bangsa Indonesia," kata Hasto membacakan dokumen amicus curiae itu di Gedung MK.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Fersianus Waku/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)