TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Relawan Prabowo-Gibran Indonesia Maju (PENEMU) Sinda Sutadisastra mengajak seluruh untuk bersama-sama memajukan Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Sinda menyikapi hasil putusan sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres oleh Mahkamah Konstitusi.
"Pesta demokrasi sudah selesai, rakyat sudah menentukan pilihan pemimpinnya, yakni Prabowo-Gibran. Sekarang ini waktunya kita berangkulan kembali mewujudkan Indonesia maju," kata Sinda melalui keterangan tertulis, Selasa (23/4/2023).
Sinda pun mengapresiasi sikap seluruh elemen masyarakat yang telah menerima putusan MK yang memperkuat kemenangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
"Kita jaga dan kawal pembangunan di masa kepemimpinan Prabowo-Gibran seperti kita mengawal kepemimpinan Jokowi," ujarnya.
PENEMU sendiri, kata Sinda Sutadisastra, telah mempersiapkan berbagai program untuk turut berkontribusi mewujudkan Indonesia Maju dan Indonesia Emas yang dicita-citakan segenap rakyat Indonesia.
Dia mengungkapkan, salah satu program utama adalah memberikan pelatihan dan advokasi untuk meningkatkan skill, khususnya bagi kalangan perempuan Indonesia.
"PENEMU adalah wadah bagi kaum perempuan untuk dapat maju, meski anggota kami banyak juga laki-laki. Ada berbagai program bagi seluruh rakyat Indonesia," ucap Sinda Sutadisatra.
Dia pun mempersilakan kepada seluruh kalangan untuk bergabung bersama-sama. Dikatakannya, PENEMU saat ini tergabung dalam wadah besar atau paguyuban Rumah Juang Relawan Jokowi (RJ2), yang totalnya sebanyak 78 relawan Prabowo-Gibran bergabung di dalamnya.
"Mari bersama-sama kita wujudkan Indonesia Maju, Indonesia Emas. Sekarang ini waktu yang sangat tepat kita mewujudkannya," ucapnya.
Pembina PENEMU, Andi Hakim, SH, MH menambahkan, saat ini pihaknya tengah memfinalisasi program-program yang dijalankan.
Dalam waktu dekat program pemberdayaan ekonomi akan direalisasikan.
"Pembangunan ekonomi rakyat menjadi prioritas kami dan sedang kami finalisasikan sekarang ini," ungkap Andi Hakim.
"Salah satu yang kami sasar adalah kaum milenial, apalagi wakil presidennya kan juga dari kalangan milenial," tambahnya.
Menurut dia, Indonesia harus dapat memaksimalkan bonus demografi, di mana jumlah pemuda sangat besar. Hal ini menjadi modal utama untuk mewujudkan Indonesia Maju dan Indonesia Emas.
"Beda pilihan politik merupakan hal yang wajar dalam berdemokrasi. Tapi, begitu usai proses demokrasinya, kita bersama-sama kembali membangun bangsa dan negara ini menjadi bangsa yang besar," pungkasnya.
Baca juga: Pengamat Dorong Elite Parpol dan Semua Elemen segera Move On Terima Putusan MK
MK menolak gugatan sengketa Pilpres 2024 yang diajukan paslon Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud dalam sidang yang digelar, Senin (22/4) kemarin.