"Pemerintahan Prabowo-Gibran hendaknya tetap membuka ruang bagi hadirnya kekuatan oposisi yang memadai, untuk menjaga cheking and balancing system dalam mekanisme demokrasi dan tata kelola pemerintahan," terangnya.
Sejauh ini, PDIP dan PKS merupakan dua dari delapan partai yang lolos ambang batas parlemen Pemilu 2024 yang belum menentukan arahnya di pemerintahan mendatang.
Enam partai lain, telah memastikan dukungannya kepada Prabowo-Gibran.
Termasuk, Partai NasDem dan PKB yang sebelumnya satu barisan bersama PKS di Koalisi Perubahan.
Kekuatan PDIP dan PKS vs KIM
Pada Pemilu 2024 kemarin, PDIP menjadi partai dengan perolehan suara terbanyak, yaitu 25.387.279 suara (16,72 persen).
Sedangkan PKS menempati urutan keenam dengan 12.781.353 suara (8,42 persen).
Apabila memutuskan menjadi oposisi, keduanya memiliki kekuatan sebesar 38.168.632 suara atau 25,14 persen.
Sementara itu, Koalisi Indonesia Maju (KIM) dengan enam partainya, yaitu Partai Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, NasDem, dan PKB akan memiliki kekuatan yang sulit tergoyahkan.
Jika perolehan suara keenam partai itu pada Pemilu 2024 digabung, maka total suara mereka sebanyak 96.323.696 atau 63,46 persen.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul: Pengamat Nilai Jika PKS-PDIP Jadi Oposisi Bakal Jadi Keuntungan Prabowo-Gibran, Begini Alasannya.
(Tribunnews.com/Deni)(WartaKotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)