Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden terpilih RI sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyindir pihak yang mengklaim presiden RI pertama, Soekarno atau Bung Karno seolah hanya milik dari satu partai politik (parpol) saja.
Hal itu disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara Bimtek dan Rakornas Pilkada PAN di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2024) malam.
Mulanya, Prabowo berbicara bahwasanya ia merasa didukung oleh banyak presiden Indonesia pada Pilpres 2024 lalu. Yang pertama, ia tidak lain merupakan Presiden Jokowi.
"Saya merasa ada 3 presiden yang mengendorse dan dukung sata. Pertama tentunya udahlah enggak usah malu-malu Presiden Jokowi ya kan, apalagi bener enggak," kata Prabowo.
"Saya juga enggak pernah sembunyi, saya dulu lawan Jokowi tapi skarang saya bagian dari tim Jokowi dan saya didukung Jokowi, mau apa? bener enggak? enggak usah basa-basilah," sambungnya.
Baca juga: Sikap Jumawa jadi Sandungan, PDIP Disebut Bakal jadi Satu-satunya Partai di Luar Pemerintahan
Prabowo melanjutkan presiden kedua dan ketiga yang mendukungnya adalah presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-4 RI Abdurahman Wahid atau Gus Dur hingga presiden ke-2 RI, Soeharto.
"Saya juga merasa saya didukung oleh presiden Gus Dur kan beliau endorse aku terus menerus ya kan. Jadi beliau dukung saya dari langit aku yakin, beliau di belakang saya. Saya kira mungkin Pak Harto dukung saya juga ya," katanya.
Baca juga: Beredar 61 Nama Calon Menteri Prabowo-Gibran, Ada Ignasius Jonan & Terawan, Gerindra Sebut Masukan
Setelah itu, Prabowo lalu menyinggung didukung oleh Presiden pertama RI, Soekarno. Dia pun membantah ada pihak yang mengklaim Bung Karno hanya milik satu parpol saja.
"Walaupun ada yang ngaku-ngaku kan selalu bahwa seolah Bung Karno milik satu partai, tidak, Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia. Feeling saya kayanya beliau juga dukung saya juga kira-kira,"
"Yang saya perjuangkan apa yang beliau cita-citakan, Indonesia berdiri di atas kaki kita sendiri, Indonesia tidak mau jadi darah bagi bangsa lain kan demikian," tutupnya.