Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menilai lambatnya progres pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden terpilih RI Prabowo Subianto disebabkan dua faktor.
Salah satu faktornya, dikatakan Agung, karena pengaruh Presiden Jokowi terhadap Prabowo.
Awalnya, Agung menvatakan faktor pertama yakni soal teknis.
"Secara teknis soal agenda pilpres yang masih dibawa ke PTUN oleh PDIP dan belum terselenggaranya Rakernas sebagai forum pengambilan sikap politik PDIP ke depan," kata Agung kepada Tribunnews, Selasa (14/5/2024).
Kemudian, Agung menyebut faktor strategisnya.
"Secara strategis, suka atau tidak keberadaan Presiden Jokowi sebagai salah satu King Maker-nya Prabowo memberi pengaruh," kata Agung.
Itu artinya, dikatakan Agung, jika Prabowo ingin merajut komunikasi dengan PDIP dan Megawati, itu bisa saja terealisasi.
"Namun untuk berkoalisi kemungkinan kecil, kecuali setelah 20 Oktober 2024 yakni setelah Presiden Jokowi tak lagi menjabat," pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto merespons isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi penghalang pertemuan presiden terpilih, Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP, MegawatiSoekarnoputri.
Hasto mengatakan Megawati dan Prabowoakan bertemu dalam momentum yang tepat setelah semua agenda partai dijalankan.
"Ya dalam momentum yang tepat setelah agenda partai dijalankan pertemuan akan dapat dijalankan," kata Hasto saat ditemui di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (13/5/2024).
Baca juga: Megawati-Prabowo Tak Kunjung Bertemu, PDIP Jawab Isu Jokowi jadi Penghalang
Dia menjelaskan Indonesia memiliki banyak agenda nasional yang memungkinkan tokoh-tokoh nasional akan bertemu, salah satunya upacara peringatan 17 Agustus.
"Kita kan punya agenda-agenda nasional di mana para pemimpin bisa bertemu bersama misalnya, ada spirit 17 agustus dan sebagainya," ujar Hasto.
Hasto mengungkapkan Megawati dan Prabowo tak ada persoalan, keduanya memiliki hubungan yang sangat baik.
Menurutnya, Megawati dan Prabowo saling menghormati dan juga memiliki kesejarahan yang panjang.
"Sehingga tentu saja ini menjadi sesuatu landasan yang baik di dalam membangun bangsa dan negara ke depan," ucap Hasto.
Hubungan Megawati dan Jokowi memang belakangan ini sedang tak baik karena Pilpres 2024.
Sebab, Jokowi mendukung pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Hal ini berbeda dengan sikap PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo - Mahfud MD.