Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan, program rumah down payment (DP) 0 persen yang digagas Anies Baswedan ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta biasa-biasa saja.
"Saya enggak pernah kok DP 0 persen. DP 0 persen itu biasa-biasa saja," kata Ahok dalam acara Ask Ahok Anything di Heart Space, Jalan KH. Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (22/6/2024).
Baca juga: Sindiran Pedas Ahok Soal Kelayakan Kaesang Pangarep Maju Pilgub Jakarta
Sebab, Ahok berpendapat bahwa pembayaran cicilan program rumah DP 0 persen lebih mahal.
"Saya sudah ngomong kan, kita beli mobil bisa DP 0 persen, kok beli rumah bisa DP 0 persen. Cicilannya yang enggak tahan, bos. Karena DP-nya 0 persen, kan?" ujarnya.
Baca juga: Wacana Duet dengan Anies Baswedan di Pilgub Jakarta, Ahok: Saya Kan Hanya Petugas Partai
Ketimbang program itu, Ahok mengusulkan membangun ratusan ribu apartemen untuk disewakan masyarakat dengan harganya setara kos-kosan.
Namun, kata dia, pemerintah wajib memberikan subsidi agar harga sewa apartemen lebih terjangkau
Menurut Ahok, sewa apartemen akan lebih menghemat biaya pribadi untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) hingga tol.
Sebab, apartemen dibangun dengan model superblock dan letaknya dekat dengan moda transportasi umum dan kawasan niaga.
"Kan tanah enggak beli. Lalu bangunnya gimana? Bangunnya kan gua minta 15 persen dari (pengembang) Pulau Reklamasi, sederhana kan," ucap Ahok.
"Dengan pola seperti itu, tata kota bisa kita desain ulang," tuturnya.
Program rumah DP 0 persen merupakan realisasi dari janji Anies ketika maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.
Baca juga: VIDEO Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Merosot Saat Nama Anies dan Ahok Muncul
Konsep ini sedianya meringankan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) saat akan membeli rumah.
DP-nya akan ditalangi oleh Pemprov DKI terlebih dulu dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Namun, ternyata program rumah DP 0 persen tersebut tidak terlalu diminati oleh masyarakat.