Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mencatat adanya pengaruh nomor urut calon legislatif terhadap keterpilihan saat Pileg.
Menurut Pembina Perludem Titi Anggraini, hal itu ditandai pada Pileg 2024 kemarin sendiri ada sebanyak 64 persen atau 371 orang caleg yang berkontestasi terpilih karena memiliki nomor urut 1 di partainya.
Sementara jumlah caleg yang terpilih untuk Pileg 2024 ini ada sebanyak 580 orang, atau jumlah caleg dengan nomor urut 1 itu lebih dari setengah dari caleg terpilih lolos ke parlemen.
"Sampai dengan tahun 2024 selalu yang terpilih paling banyak itu di nomor urut 1, terakhir di tahun 2024 ada 64 persen caleg terpilih itu ada di nomor urut 1," kata Titi saat hadir di acara Simposium pra-Kongres Partai NasDem dengan tema 'Terobosan Mengatasi Ketimpangan Gender Bidang Politik di Indonesia', di NasDem Tower, Jakarta, Jumat (12/7/2024).
Baca juga: Jumlah Pemilih Lebih Banyak, Hoax di Jepang pun Berseliweran Selama Pemilu Tokyo
Sementara, untuk caleg paling banyak terpilih pada Pileg 2024 kemarin berdasarkan data Perludem kata Titi, merupakan mereka yang berada di nomor urut 2.
Adapun jumlah persentase keterpilihannya sampai 19,3 persen atau sebanyak 112 orang, untuk nomor urut 3, ada sebanyak 32 orang atau 5,5 pesen, nomor urut 4 ada 28 orang caleg atau 4,8 persen.
"Yang paling banyak terpilih kedua itu adalah nomor urut 2 begitu, nah ini pola nya ini konsisten dari pemilu ke pemilu kalau gak nomor urut 1ya nomor urut 2 yang menang," kata Titi.
Kondisi itu yang menurut Titi akhirnya berpengaruh pada keterwakilan perempuan untuk di lembaga legislatif seperti DPR RI.
Dimana kata dia, hanya ada satu partai politik yakni NasDem yang tingkat keterwakilan perempuannya di legislatif mencapai lebih dari 30 persen.
Sementara partai lain masih berada di bawah 30 persen dan bahkan ada yang di bawah 20 persen.
Titi lantas menyinggung bahwa banyak kader atau caleg perempuan di setiap partai yang tidak mendapatkan jatah untuk berada di nomor urut 1 atau 2 saat pileg kemarin.
Baca juga: Hasyim Asyari Dipecat, Masinton PDIP Singgung Penyelenggaran Pemilu Dikelola Amatiran
Padahal, nomor urut 1 atau 2 berdasarkan pengalaman Pemilu sebelumnya kata dia, selalu besar berpotensi lolos ke legislatif atau parlemen.
"Perempuan nomor urut berapa paling banyak? Nomor urut 3 itu perempuan lalu nomor urut berapa yang paling banyak diisi oleh perempuan? Nomor urut 5 lalu paling banyak nomor urut 6," tandas dia.
Bahkan kata Titi, dalam penelitiannya, masyarakat yang jarang terpapar informasi terkait pemilu dan tidak menjadi sasaran dari praktik kampanye hitam saat pileg juga menjatuhkan pilihan pada caleg dengan nomor atas.
Pasalnya, sebagian besar masyarakat masih meyakini sistem rangking yang dimana semakin atas posisinya maka diyakini menjadi pilihan yang diutamakan.
"Memang nomor urut 1 dan 2 paling banyak terpilih, karena partai mempersiapkan orang-orang yang siap untuk terpilih, tetapi pola yang sama berarti juga akan sama mau dia tertutup atau terbuka dia juga akan mempersiapkan orang-orang yang dipastikan akan terpilih kan begitu," tandas dia.