Airlangga menjelaskan, Golkar sudah memberikan dua surat rekomendasi kepada Ridwan Kamil untuk maju di Pilkada Jakarta atau Jawa Barat.
Namun, ia juga mengingatkan suara kadernya itu sudah mencapai 52 persen.
"Ya kan sudah memberikan pesan kepada RK untuk di Jakarta atau Jabar, tentu di Jabar suaranya sudah lebih dari 52 persen," ungkapnya.
Lebih lanjut, Menko Perekonomian itu menyatakan, Ridwan Kamil masih memiliki waktu satu bulan untuk meningkatkan elektabilitas di Pilkada Jakarta.
"Masih ada waktu 1 bulan untuk bekerja keras," pungkasnya.
4. Gerindra: Prabowo Masih Perlu Waktu
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan saat ini Ketum Gerindra, Prabowo Subianto masih melakukan tahapan pendalaman terlebih dahulu soal sosok yang akan diusung di Pilkada DKI Jakarta.
"Jakarta salah satu yang sedikit memerlukan waktu untuk Pak Prabowo melakukan telah pendalaman dari pandangan yang berkembang di masyarakat," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Ia mengatakan, Prabowo masih menganggap Jakarta merupakan daerah yang strategis saat menjabat Presiden RI mendatang.
Karena itu, nantinya nama yang diajukan akan didiskusikan dengan koalisi Indonesia maju (KIM).
"Jakarta adalah daerah yang juga dianggap sebagai kota ekonomi, sehingga beliau butuh pandangan yang baik dari KIM ataupun dari tokoh-tokoh masyarakat termasuk dari kalangan tokoh-tokoh agama," pungkasnya.
Baca juga: 2 Pernyataan PDIP soal Survei Litbang Kompas Sebut Elektabilitas Ahok Urutan 2 di Pilkada Jakarta
5. Demokrat Ingatkan Kejadian Ahok di 2017
Sementara, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengingatkan soal elektabilitas Ahok dan Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat berkontestasi di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Herzaky mengatakan, Ahok dan AHY juga pernah memperoleh elektabilitas tertinggi kala itu.