Maka, ia menganggap biasa jika belakangan ini berbagai lembaga survei menunjukkan elektabilitas Anies berada di urutan satu untuk Pilkada DKI Jakarta 2024.
"Seingat saya dulu 2017 Ahok juga peringkat pertama kalau bicara mengenai elektabilitas."
“Kita juga masih ingat (Pilkada DKI Jakarta) 2017, Mas AHY juga sempat muncul di last minute, ternyata tokoh baru yang sempat mengguncang. Survei Litbang Kompas Desember 2016 itu Mas AHY nomor satu,” ujar Herzaky, Selasa (16/7/2024).
Ia menyebutkan, kemenangan dalam kontestasi elektoral tak hanya ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat elektabilitas.
Lebih dari itu, ada dua faktor yang menentukan.
Pertama, pasangan calon wakil gubernur (cawagub).
Kedua, mesin partai politik (parpol) yang menjadi koalisi pengusung.
"Lagi-lagi ini tidak hanya berdasarkan pada elektabilitas belaka, tapi kerja keras dari tim, mesin politik untuk mereka terima dan serap,” sebutnya.
6. PDIP Tak Heran
Sementara itu, PDIP mengaku tak heran dengan hasil survei ini.
Ketua DPP PDI-P, Said Abdullah, menilai wajar jika mantan Gubernur DKI Jakarta itu unggul.
Sebab menurutnya, Anies sudah dideklarasikan maju pada Pilkada Jakarta.
Deklarasi itu dinilai berbuah efek elektoral pada hasil survei.
"Begini, pembacaan kami terhadap survei, karena yang baru declare ini kan Anies Baswedan, wajar wajar saja baru di-declare maka pemberitaan dan publik penerimaannya tinggi itu wajar."
"Justru yang menjadi kejutan yang tidak pernah di-declare seperti Ahok, tiba-tiba juga tinggi," kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (17/7/2024) dikutip dari Kompas.com.
Said lantas menganggap munculnya nama Ahok pada survei Litbang Kompas menunjukkan harapan besar bahwa dia akan maju dalam Pilkada Jakarta tahun ini.
"Nampaknya itu harapan besar kalau Ahok tiba-tiba membuntutin bahkan itu sebenarnya masih tipis sekali," katanya.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Hasanudin Aco/Malvyandie Haryadi/Abdy Ryanda S) (Kompas.com)