News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pileg 2024

Ada Gugatan Sengketa Pileg Lagi, MK Pastikan Bakal Putus Sebelum Pelantikan

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana sidang putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pileg 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis (6/6/2024). Mahkamah Konstitusi menggelar sidang pembacaan putusan untuk 37 perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Legislatif atau sengketa Pileg 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahkamah Konstitusi (MK) menerima kembali sejumlah gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) atau sengketa hasil Pileg 2024 dari beberapa partai politik.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com di situs resmi MKRI, terdapat tujuh permohonan PHPU Pileg 2024 yang baru diajukan ke MK.

Tujuh perkara tersebut, di antaranya diajukan oleh Partai NasDem, Demokrat, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Ketujuh permohonan tersebut diterima Mahkamah Konstitusi, tertanggal 31 Juli 2024.

Adapun, permohonan PHPU Partai Demokrat untuk dapil Banten dan Partai NasDem untuk dapil DKI Jakarta.

Kemudian, Partai Golkar mengajukan gugatan PHPU untuk dapil Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Riau.

Sedangkan, permohonan PAN untuk dapil Bengkulu dan PSI untuk dapil Papua.

Baca juga: Khofifah hingga Bobby, Deretan Cagub yang Berpotensi Lawan Kotak Kosong di Pilkada 2024

Juru Bicara MK hakim konstitusi Enny Nurbaningsih memastikan, MK akan menangani permohonan-permohonan sengketa pemilu tersebut.

Ia menjelaskan, MK sebagai pengadilan tidak boleh menolak gugatan dari masyarakat. Sehingga, perkara-perkara tersebut akan ditangani sebagaimana mestinya.

"Pengadilan tidak boleh menolak perkara. Perkara tersebut akan diputus sebagaimana layaknya perkara yang masuk ke MK," kata Enny, saat dihubungi, pada Kamis (1/8/2024).

Lebih lanjut, Enny mengungkapkan, ketujuh perkara yang terdaftar akan didiskusikan melalui rapat permusyarawatan hakim (RPH).

Terkait penanganan perkara-perkara itu, Enny menyampaikan, kemungkinan prosesnya akan dipercepat agar putusannya tidak menghambat pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih.

"Nanti akan segera dibawa ke RPH. Besar kemungkinan dipercepat, sehingga tidak menghambat pelantikan," jelas Enny.

Baca juga: Jokowi Disebut akan Lantik Menteri Baru di IKN, Istana Pastikan Tak Ada Agenda Pelantikan Menteri

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini