TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Ibarat memecah kebuntuan, nama dr. H. Ahmad Hidayat meroket dalam bursa nama-nama Calon Bupati Bekasi yang akan berlaga pada Pilkada serentak November 2024 mendatang.
Belakangan namanya mulai muncul dan disebut-sebut sebagai sosok alternatif Bakal Calon Bupati Bekasi di antara figur yang selama ini digadang-gadang 'itu-itu' saja.
Baca juga: Golkar Dukung Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, PKS Tegaskan Tetap Usung Duet AMAN
Tokoh Masyarakat Kabupaten Bekasi asal Tambun Selatan H. Najamudin menilai kemunculan dr. Ahmad Hidayat ibarat 'oase' di tengah kekeringan figur kepemimpinan di Kabupaten Bekasi yang selama ini digadang-gadang akan maju berlaga.
"Warga Bekasi kini boleh punya pilihan baru, wajah baru, alternatif baru, putra asli Bekasi, dekat dengan Rakyat, yang rekam jejaknya jelas, banyak berjuang di garis depan kesehatan dari puskesmas ke puskesmas, yang kepeduliannya pada kemanusiaan terasah, kegigihannya teruji, profesional, enerjik yang tekadnya tak muluk-muluk amat hanya ingin membuat Bekasi Bangga," kata Najamudin kepada wartawan, Minggu (4/8/2024).
Baca juga: Golkar Dorong Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Pengamat: Butuh Kecerdasan Tinggi untuk Paham
Menurut dia, Kabupaten Bekasi seharusnya memiliki keunggulan tersendiri sebagai daerah penyangga Ibu Kota.
Apalagi menjadi daerah kawasan industri yang selalu disebut sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara.
"Dalam pengenalan kami dengan dokter Ahmad, dia selalu bicara mengenai Visinya tentang Bikin Bekasi Bangga. Bangga karena apa? Ya karena Mereka Sehat dan Sejahtera, Cukup Sandang, Pangan dan Papan. Bekasi boleh bangga sebagai kawasan Industri terbesar bahkan di Asia Tenggara, yang kesempatan kerja untuk anak-anak Bekasi terbuka lebar. Itu sudah cukup," kata Najamudin.
Hanya saja, seperti banyak jadi perhatian masyarakat, Kabupaten Bekasi justru tidak ideal sebagaimana posisinya sebagai daerah penyangga Ibu Kota.
"Saya terkesan karena beliau merasa terusik karena ironi yang justru mewarnai daerah ini. Bekasi sebagai tiang penyangga Ibu Kota itu kini justru kesenjangan sosialnya kian melebar; kelompok miskin dan rentan masih tergolong banyak, anak muda banyak menganggur karena tak punya lapangan pekerjaan. Ini situasi sekaligus tantangannya," sambung Najamudin.
Maka bagi dia, kehadiran dokter Ahmad putra asli Cikarang tersebut sebagai 'Sosok Alternatif yang Cocok Memimpin Kabupaten Bekasi 5 Tahun Mendatang.'
Najamudin memaparkan sepak terjang dokter Ahmad sebagai pejuang di garis depan kesehatan karena hampir 80 persen karirnya sebagai dokter abdi negara dihabiskan dari Puskesmas ke Puskesmas, yang telah banyak melahirkan Puskesmas-puskesmas Terakreditasi seriring dengan meningkatnya mutu pelayanan kesehatan.
Bukan hanya itu, aspirasi dari kalangan masyarakat, baik insan kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat mendorong dokter Ahmad untuk melayani masyarakat secara lebih luas lagi pada lingkup Kabupaten sebagai Bupati.
Baca juga: Jelang Pilkada, Gen Z dan Milenial Punya Tugas Sejarah Sebagai Agen Perubahan Bangsa
"Kami tahu betul kiprahnya saat menangani Puskesmas di Kabupaten Bekasi. Komunikasinya dengan masyarakat, kualitas kepemimpinannya, jaringan dia yang luas, keiklasan dan kesederhanaan itu yang langka kami temukan dalam pemimpin yang ada," kata Najamudin.
Maka itu, dalam upaya mendorong dokter Ahmad maju sebagai Bupati, Najamudin bersama elemen masyarakat yang lain sedang bergandeng tangan untuk memastikan dukungan dari partai politik sebagai syarat pencalonan.
"Komunikasi terus dibangun saat ini dan karena suara dari masyarakat kian kencang, kami tawarkan beliau sebagai alternatif untuk partai politik agar diusung. Insyaallah karena kami tahu di masyarakat seperti apa, dokter Ahmad ini salah satu sosok yang potensial dapat dukungan masyarakat di Kabupaten Bekasi," tukas Najamudin.
Dokter Ahmad Hidayat yang saat ini menjadi Ketua DPC Apkesmi (Akselerasi Puskemasmas Indonesia) Kabupaten Bekasi tersebut saat dikonfirmasi mengenai kemunculan namanya, menanggap dengan santai adanya aspirasi tersebut.
Dia mengaku memang banyak didorong oleh insan kesehatan, dari banyak tokoh agama, organisasi buruh atau pekerja, termasuk dari kalangan usaha. Di Bekasi sendiri kata dia tersebar 65 Puskesmas dengan insan kesehatan yang jumlahnya amat signifikan, termasuk kelompok buruh, perempuan, dan dunia usaha.
"Bismillah, saya mengalir saja. Masih ada banyak proses ke depan. Saya tentu apresiasi dan terimakasih karena aspirasi yang selama ini saya terima. Saya memang bukan politisi, meski banyak punya kawan di sana. Saya Bismillah saja. Semoga Allah SWT merestui dan Rakyat Bekasi Menghendaki, semoga Terjadi," pungkasnya.