TRIBUNNEWS.COM - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus, memberikan sinyal bahwa pihaknya tidak akan merapat pada Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Deddy mengatakan, PDIP akan lebih berfokus pada usaha untuk menghadirkan pemilu yang berkualitas untuk rakyat.
"Lebih ke bagaimana menghadirkan pemilu yang betul-betul berkualitas. Artinya kalau semakin banyak calon (yang maju Pilkada), ya masyarakat bisa memilih berbagai argumentasi, visi misi, posisi ya dari masing-masing kandidat," ucap Deddy, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Rabu (7/8/2024).
Menurut Deddy, banyaknya pilihan calon gubernur (cagub) yang dapat dipilih oleh masyarakat dapat membuat peradaban politik akan semakin baik.
Selain itu, Deddy menambahkan, dengan tidak bergabungnya PDIP di KIM plus, maka keputusan itu dinilai adil untuk masyarakat.
"Jadi kalau PDI Perjuangan tidak masuk ke dalam suatu koalisi besar yang kemudian tidak ada kompetitornya, saya kira itu juga tidak fair untuk masyarakat," paparnya.
"Meskipun untuk partai politik itu akan sangat berarti dalam artian nggak capek berkeringat lagi gitu ya," imbuh Deddy.
Deddy menganggap, keputusan PDIP untuk tidak bergabung dengan koalisi besar itu juga mengurangi potensi money politics (politik uang) yang luar biasa.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah juga memberi sinyal PDIP tak bergabung dalam KIM Plus untuk pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.
Menurut Said, wajar jika partai politik (parpol) menentukan sikapnya dalam kontestasi termasuk membentuk KIM Plus.
"Begitu juga ketika PDIP melakukan sesuatu dengan otonomi dan kedaulatan yang dimiliki oleh PDIP tiba-tiba pihak lain akan marah, kan tidak juga biasa," kata Said di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Baca juga: Kata PDIP soal Potensi Cagub KIM Lawan Kotak Kosong di Pilgub Jakarta: Menyedihkan, meski Tak Salah
Said menyebut, PDIP menyiapkan bacagub sendiri untuk diusung di Pilgub Jakarta.
"Insya Allah Jakarta kami punya calon," ujar Said.
Namun, Said tak mengungkapkan apakah cagub tersebut berasal dari PDIP atau tokoh luar partai.
"Kami lagi menggodok calon sendiri," ucapnya.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini menjelaskan, PDIP sedang menggalang dukungan partai lain untuk bekerja sama di Pilgub Jakarta.
Sebab, PDIP belum memenuhi syarat untuk mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tanpa berkoalisi.
"Ini kan lagi menggenapi rukun iman. Kami butuh 24 kursi untuk di DKI. Maka kemudian lintas partai berbicara. Kalau belum apa-apa orang, kemudian kursinya tidak dihitung, maka kemudian bisa mentok kepada urusan orang," ungkap Said.
Baca juga: Ridwan Kamil Belum Punya Pendamping di Pilkada Jakarta, PDIP Ingin Berkomunikasi dengan KIM Plus
Selanjutnya, Said menambahkan, PDIP sedang membangun komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Yang paling pertama itu bagaimana PKB memandang DKI ke depan, bagaimana PPP memandang DKI, mesti begitu," tegasnya.
Hanya saja, dia tak mengungkapkan peluang PDIP bekerja sama dengan PKB dan PPP di Pilgub Jakarta 2024.
"Oh belum, jangan mengambil kesimpulan (kami koalisi dengan PKB dan PPP)," sambungnya.
Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PDIP Beri Sinyal Tak Gabung KIM Plus di Pilgub Jakarta: Kami Punya Calon
(mg/Putri Amalia Dwi Pitasari)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).