News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Respons PAN, Golkar, dan Demokrat soal Isu RK Lawan Kotak Kosong di Pilkada Jakarta

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kurator Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang juga Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribunnews di Kantor Tribun Network, Jakarta, Selasa (28/5/2024). Respons PAN, Golkar, dan Demokrat soal mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, berpeluang untuk melawan kotak kosong pada Pilkada Jakarta 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK), berpeluang untuk melawan kotak kosong pada Pilkada Jakarta 2024.

Adapun potensi melawan kotak kosong terbuka jika eks Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, gagal maju Pilkada Jakarta.

Pasalnya, Partai NasDem, PKS, dan PKB yang sebelumnya mendukung Anies tampak membuka opsi untuk mencabut dukungannya dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

Berikut sejumlah respons partai politik (parpol) mengenai potensi Ridwan Kamil melawan kotak kosong di Jakarta.

PAN

Ketua DPP PAN, Bima Arya Sugiarto, menyebut RK tak mungkin melawan kotak kosong pada Pilkada Jakarta 2024.

Alasannya, karena bakal ada pasangan calon (paslon) yang akan maju melalui jalur independen alias nonpartai.

"Saya rasa tidak mungkin kotak kosong, ya, karena akan ada calon independen. Iya kan ada calon independen," kata Bima kepada Tribunnews.com, Jumat (9/8/2024).

Lagipula, terang Bima, beberapa partai politik seperti PDIP, PKB, NasDem, dan PKS belum memutuskan mencalonkan siapa.

"Tetapi yang pasti kan hampir pasti tidak ada kotak kosong karena ada independen," ungkap Bima.

Oleh karena itu, eks Wali Kota Bogor ini meminta semua pihak untuk menyimpulkan terlalu dini.

Baca juga: KPU RI: Masyarakat Boleh Kampanyekan Kotak Kosong Jika Terjadi Skenario Calon Tunggal

Sebagai informasi, paslon yang saat ini berpeluang maju melalui jalur independen adalah Dharma Pongrekun dan Kun Wardana.

Pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta masih memverifikasi bukti dukungan ke Dharma-Kun.

Golkar

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, merespons analisis sejumlah pengamat bahwa RK akan melawan kotak kosong atau calon independen di Jakarta.

Berdasarkan dua hal itu, Airlangga mengisyaratkan Ridwan Kamil akan melawan calon independen.

Apabila ada calon independen, ungkapnya, maka tak akan ada kotak kosong.

"Ya, kalau ada calon independen kan berarti tidak ada yang kosong," kata Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.

Lebih lanjut, Airlangga membantah KIM menyusun strategi untuk membuat poros calon tunggal di Jakarta.

"Tidak ada poros poros," kata Menko Perekonomian itu.

Pada kesempatan tersebut, Airlangga turut merespons adanya tudingan untuk menjegal Anies maju Pilkada Jakarta.

Tudingan itu mengemuka lantaran sejumlah elite politik di KIM gencar melakukan lobi-lobi kepada parpol di luar koalisi untuk mendukung RK.

Sebagai informasi, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sudah bertemu Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, pada Kamis, 8 Agustus 2024.

Lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga dikabarkan telah bertemu Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, pada Jumat, 2 Agustus 2024.

Bukan hanya itu, pengurus teras Partai Gerindra dikabarkan telah menggelar pertemuan dengan elite PKS.

Pertemuan tersebut,  dikabarkan membahas dukungan kepada Ridwan Kamil untuk maju Pilkada Jakarta.

"Enggak ada yang jegal-jegal," ungkap Airlangga.

Baca juga: Peluang RK Lawan Calon Independen di Pilgub Jakarta, Disebut Lebih Mudah daripada Lawan Kotak Kosong

Demokrat

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyebut kemungkinan RK melawan kotak kosong di Jakarta masih terlalu jauh.

Ia lantas menjelaskan, bagaimanapun demokrasi membuka ruang untuk semua pihak.

"Kalau itu menurut kami masih terlalu jauh (lawan kotak kosong), bagaimanapun demokrasi ini membuka ruang untuk semua."

"Jangan ada pilihan, 'Oh, ini kurang demokratis,' ya, nggak dong, kita ikuti proses saja," kata Herzaky di Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Menurut Herzaky, proses yang alami dan apa adanya adalah keinginan masyarakat Jakarta.

"Misalkan masyarakat menginginkan dan siap bertarung berbagai tokoh itu kan bagus. Bisa 3 sampai 4 paslon misalnya," ucap Herzaky. 

Namun, apabila kenyataannya hanya satu atau dua paslon yang berkontestasi, tutur Herzaky, pihaknya melihat dan menjajaki opsi-opsi tersebut. 

"Pastinya begini, kami menyiapkan calon kami sebaik mungkin, silakan yang punya beda pandangan, punya beda calon atau ada yang merasa yakin juga silakan," terangnya. 

Ia menegaskan, pastinya pihaknya menyiapkan paslon terbaik untuk masyarakat Indonesia.

"Yang penting kami menyiapkan calon yang menurut kami terbaik untuk warga Jakarta, bisa menjadi solusi dan bermanfaat bagi Jakarta," tegasnya. 

(Tribunnews.com/Deni/Fersianus/Taufik/Rahmat)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini