TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) merilis hasil survei elektabilitas calon bupati pada Pilkada Lampung Timur 2024, Provinsi Lampung. Hasil survei menunjukkan, nama Zaiful Bokhari menempati posisi teratas sebagai calon Bupati Lampung Timur.
Direktur Eksekutive LKPI Togu Lubis menyatakan, berdasarkan hasil survei Zaiful Bokhari unggul atas Calon Bupati Lampung Timur Ella Siti Nuryamah mendapatkan mayoritas rekomendasi partai.
"Dan jika nantinya calon tunggal melawan kotak kosong pada Pilkada Lampung Timur, maka tidak serta merta langsung menang. Calon tunggal harus bisa meriah 50 persen suara plus 1 untuk bisa jadi pemenang. Karena itu sangat menarik untuk diuji preferensi masyarakat Kabupaten Lampung Timur dalam Pilkada 2024," kata Togu dalam keterangannya, Sabtu (10/8/2024).
Karena itu, lanjut Togu, LKPI melakukan penelitian dengan survei jajak pendapat dilaksanakan pada periode 1-8 Agustus 2024. Populasi survei adalah para WNI di Kabupaten Lampung Timur yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Sebanyak 1.564 responden, tersebar 24 kecamatan dan 240 desa di Lampung Timur Survei melalui wawancara tatap muka menggunakan instrumen berupa kuisioner. Survei ini memiliki Margin of error
2.48 persen dan tingkat kepercayaan 95%.
Hasilnya, ada delapan nama bakal calon Bupati di Pilkada Lampung Timur 2024 yang terekam dari hasil metadata LKPI.
Perihal ini, dalam uji simulasi pilihan Top of Mind nama Zaiful Bokhari menempati posisi teratas sebagai calon Bupati Lampung Timur dengan 31,9 persen.
Disusul Ella Siti Nuryamah 19,3 persen, Dawan Rahardjo 12,8 persen, Azwar Hadi 7,3 persen, Wahyudi 7,1 persen, Noverisman Subing 4,1 persen, dan Ahmad Giri Akbar 2,9 persen, Garinza Reza Pahlevi 2,3 persen, dan nama lainnnya d ibawah 2 persen
Baca juga: Eks Anggota KPU Khawatir Calon Terpilih Pilkada Manfaatkan Sengketa MK Agar Bisa Dilantik
Selain itu, survei juga mencantumkan simulasi dua calon yang akan maju pada Pilkada Lampung Timur yakni Zaiful Bokhari dan Ella Nuryamah. Hasil survei menunjukan bahwa pemilih sebanyak 59,4 persen memilih Zaiful Bokhari, 23,2 memilih Ella Siti Nuryamah, dan 17,4 persen masih rahasia.
Selain itu, hasil survei juga menguji dua calon yang akan maju pada Pilkada Lampung Timur yakni Dawam Rahardjo dan Ella Nuryamah. Hasilnya, sebanyak 29,9 persen memilih Dawam Rahardjo, 22,2 persen memilih Ella Siti Nuryamah, dan 47, 9 persen masih rahasia.
Togu menilai, Pilkada 2024 akan diwarnai fenomena munculnya calon tunggal. Calon itu bakal melawan kotak kosong pada hari pemilihan, dan bisa terjadi di Pilkada Lampung Timur.
Dikatakannya, maka dalam survei hal itu juga diuji dengan simulasi head to head antara Ella Siti Nuryamah versus Kotak kosong dalam pilkada 2024. Hasilnya menunjukan responden yang memilih kartu suara dengan gambar kotak kosong sebanyak 70,3 persen, memilih Ella Siti Nuryamah 20,6 persen dan tidak memilih 9,1 persen.
Sementara, dari sisi popularitas bakal calon bupati Lampung Timur nama Zaiful Bokhari dikenal oleh 89,9 persen responden, Dawam Rahardjo 78,8 persen, Azwar Hadi 75,3 persen, Ella Siti Nuryamah 52,3 persen, dan nama lainnya di bawah 50 persen.
Baca juga: Golkar Sebut Pasangan Ridwan Kamil di Jakarta Berinisial S, Ray Rangkuti: Aslinya Kaesang
Menanggapi hasil survei LKPI tentang preferensi masyarakat Lampung Timur jelang Pilkada 2024. Pengamat politik Nahdlatul Ulama Rikal Dikri mengatakan, ini membuktikan gerakan memilih kotak kosong semakin menguat menjelang Pilkada di Lampung Timur. Di mana Ella Siti Nurmayah bakal calon bupati Lampung Timur dapat mayoritas rekomendasi partai.
Atas itu, sambungnya, meninggalkan sedikit ruang bagi kandidat lain seperti Zaiful Bokhari mantan bupati Lampung Timur sehingga gerakan memilih kotak kosong di Lampung Timur akan mulai kencang berhembus.
Rikal meyakini, aktivis hingga mahasiswa prodemokrasi akan aktif mengampanyekan opsi untuk memilih kotak kosong sebagai alternatif pada masyarakat Menurut Rikal, demokrasi bukan hanya tentang mekanisme pemilihan, tetapi tentang keterlibatan terus-menerus warga dalam pengambilan keputusan.
"Meningkatnya jumlah pemilihan tanpa lawan atau kotak kosong seperti akan terjadi di Pilkada Lampung Timur didorong oleh intrik politik dan struktur kekuasaan yang tertanam. Ini menunjukkan adanya penyakit yang lebih dalam dalam proses demokrasi pemilihan kepala daerah," kata Rikal.
Ditegaskan, fenomena ini tidak hanya merusak esensi persaingan elektoral, tetapi juga mengikis kepercayaan publik, akan mengakarnya korupsi, dan memperpetuasi siklus kehilangan hak politik.