News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Aksi Borong Partai Tinggalkan Anies, Burhanuddin Muhtadi: Ngga Ada Gunanya Lagi Pilkada Jakarta

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan dan Ridwan Kamil

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan dirinya tidak kaget soal hilangnya peluang Anies Baswedan maju Pilkada Jakarta 2024.

Hal ini terkait Anies yang belum mendapatkan tiket untuk berkompetisi sementara pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta tinggal menghitung hari yakni 27-29 Agustus 2024.

Menurut Burhanuddin langkah ini lantaran Anies tidak memiliki skenario.

"Saya ngga terlalu kaget, Anies seharusnya mempersiapkan skenario terburuk," kata Burhanuddin dalam wawancara di Kompas Petang, Senin (19/8/2024).

Anies katanya tidak memiliki skenario selain diusung partai.

"Masalahnya Anies engga punya skenario atau plan b, misalnya jalur perseorangan ngga disiapkan termasuk plan lain misal masuk ke partai untuk memudahkan usaha mencari kendaraan," ujarnya.

Menurutnya kegagalan Anies di Pilgub DKI Jakarta tak bisa disalahkan kepada eks Mendikbud semata.

"Jadi memang tidak bisa salahkan Anies sepenuhnya. Ini ada kaitannya dengan aturan main, engga ada pembatasan maksimum koalisi, sehingga aksi borong partai terjadi. ke depan harus diperbaiki masyarakat Jakarta secara khususnya agar tidak di fait accompli oleh elite partai," katanya.

Dirinya menjelaskan, selain tak berdaya karena tak mendapatkan tiket, Anies seharusnya juga tidak cuma pasrah mengandalkan partai politik.

"Anies kan engga bisa mengontrol orang lain. Yang dia bisa kontrol dirinya dan timnya, dan itu sekarang sudah telat," katanya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa Pilkada Jakarta saat ini mirip dengan Pilkada Solo tahun 2020.

"Sekarang kita menyaksikan skenario Solo, yaitu calon kuat Gibran saat itu didukung hampir semua partai, melawan calon yang sangat tidak jkompetitif. Ini terjadi kalau kita lihat calon independen Dharma Pongrekun yang elektabilitasnya hanya 0,2 persen," kata Burhanuddin.

Untuk itu dirinya setuju dengan pernyataan Fahri Hamzah bahwa siapa pemenang di Pilgub Jakarta sudah ketahuan.

"Menurut saya ngga ada gunanya juga pilkada di Jakarta karena kita sudah tahu hasilnya. Buang-buang duit anggaran negara menggelar Pilkada, karena Ridwan Kamil dan Suswono didukung 12 partai melawan calon yang sama sekali tidak kompeten," ujarnya.

Burhanuddin menambahkan, Anies juga tidak menyiapkan opsi bahwa dirinya akan di prank partai politik.

"Potensi kena prank jelas, tapi kenapa Anies engga persiapkan diri untuk di prank. Saya menyesalkan, meskipun saya bukan fans tapi sayang sekali orang sekaliber Anies tidak mempersiapkan ini. Saat Pilkada 2016 Ahok dan timnya sudah mempersiapkan KTP untuk maju lewat jalur perseorangan," ujarnya.

Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi (kiri) dan Wasekjen DPP PKB Syaiful Huda. (Tangkap layar akun YouTube KompasTV)

Respons politis PDIP

Politisi PDIP, Mohamad Guntur Romli, menegaskan partainya tidak bakal ikut masuk Koalisi Indonesia Maju (KIM) meski di Pilkada Jakarta 'sendirian'.

Menurutnya, seluruh partai politik yang masuk ke KIM tidak siap berkompetisi dan berdemokrasi.

Dia menegaskan 'aksi borong partai' semacam ini menunjukkan terjadinya oligarki politik.

Guntur Romli juga menegaskan partainya tidak takut ditinggal sendirian seperti saat ini.

"Aksi borong partai itu menunjukkan tidak siap berkompetisi dan berdemokrasi. Itu hanya menunjukkan terjadinya 'oligarki politik' yang tujuannya untuk bagi-bagi kekuasaan semata di antara elit, bukan demi pelayanan pada rakyat."

"Maka PDI Perjuangan tidak akan ikut-ikutan mendukung oligarki politik semacam itu, dan kami tidak khawatir ditinggal sendirian karena tetap berkawan dengan rakyat," katanya kepada Tribunnews.com, Senin siang.

Sementara terkait Pilkada Jakarta 2024, Guntur Romli mengungkapkan partainya tetap berusaha untuk mencalonkan pasangan cagub-cawagub hingga penutupan pendaftaran ke KPU Jakarta pada 29 Agustus 2024 mendatang.

Menurutnya, dinamika politik masih bisa terjadi hingga menjelang pendaftaran cagub-cawagub Pilkada Jakarta 2024 yang bakal dibuka mulai 27 Agustus 2024 mendatang.

"Masih ada waktu sampai 29 Agustus (pendaftaran calon ke KPU Jakarta). PDI Perjuangan terus berusaha mencalonkan pasangan cagub-cawagub yang tidak mendukung rezim oligarki kekuasaan."

"Selama belum penutupan pendaftaran, segala kemungkinan masih bisa terjadi," jelasnya.

Baca juga: Tampil Perdana Bersama, Ridwan Kamil dan Suswono Kompak Pakai Kemeja Putih dan Kasih Finger Heart

Guntur Romli juga menegaskan PDIP masih memiliki strategi untuk pengusungan calonnya di Pilkada Jakarta 2024.

Sehingga, sambungnya, partai berlambang banteng itu tidak bakal hanya menjadi 'penonton' di Jakarta.

Namun, soal strategi PDIP tersebut, Guntur Romli enggan untuk menjabarkan.

"PDI Perjuangan di Jakarta adalah parpol pemenangn kedua (di Pemilu 2024), tidak mungkin hanya jadi penonton."

"Ada strategi-strategi yang sudah kami siapkan. Tidak bisa kami sampaikan dulu," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, 12 partai politik resmi menandatangani piagam deklarasi untuk mendukung Ridwan Kamil (RK) dan Suswono sebagai cagub-cawagub di Pilkada Jakarta 2024.

Sebelum penandatanganan tersebut, Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani membacakan piagam deklarasi terlebih dahulu.

"Dengan mengharap rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini 19 Agustus 2024, kami partai politik yang tergabung dalam Koalisi Jakarta Baru untuk Jakarta Maju menyatakan mengusung H. Muhammad Ridwan Kamil S.T, Mud sebagai calon gubernur dan Dr. Ir. Suswono MMA sebagai calon wakil gubernur pada pemilihan Kepala Daerah Khusus Jakarta 2024."

"Serta siap memenangkan pasangan Ridwan Kamil dan Suswono menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khsusu Jakarta periode 2024-2029. Demikian surat dukungan ini surat dukungan ini kami buat, atas pernyataan dan kerjasamanya, kami mengucapkan terima kasih," katanya di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta pada Senin (19/8/2024), mengutip YouTube Kompas TV. 

Setelahnya, 12 orang perwakilan dari masing-masing partai yang mengusung Ridwan Kamil dan Suswono menandatangani piagam deklarasi tersebut.

Mereka adalah Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Sekjen Golkar Lodewijk F Paulus, Sekjen PAN Eddy Soeparno, Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya, Sekjen PKS Habib Aboe Alhabsyi, Sekjen PKB Hasanuddin Wahid, Sekjen NasDem Hermawi Taslim, Anggota Dewan Pembina PSI Isyana Bagoes Oka, Presiden PKS, Ahmad Syaikhu Sekjen PPP Arwani Thomafi, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, dan Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi.

Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Ridwan Kamil dan Suswono memberikan kata sambutan disela-sela deklarasi dukungan dari 12 partai di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2024). Bakal pasangan Ridwan Kamil-Suswono didukung oleh Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, Gelora, dan Garuda yang disebut KIM. Partai lain yang memberikan dukungan yakni PKS, PKB, NasDem, PPP, dan Perindo, maka disebut KIM plus. Selanjutnya, Ridwan Kamil-Suswono akan mendaftar sebagai bakal pasangan calon Pilgub Jakarta. Pendaftaran bakal calon Pilkada 2024 dibuka pada tanggal 27-29 Agustus 2024. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Kemudian, Ridwan Kamil dan Suswono pun turut naik ke atas panggung bersama dengan 12 perwakilan partai yang mendukungnya.

Selain itu, tampak pula Wakil Presiden terpilih 2024-2029, Gibran Rakbuming Raka yang turut naik ke atas panggung dengan mengenakan baju biru muda.

Hingga berita ini diterbitkan, Ridwan Kamil dan Suswono masih memberikan sambutan setelah resmi diusung oleh 12 parpol. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini