“Jakarta menjadi percontohan perpolitikan di Indonesia. Jadi kami akan posisi itu dan kami akan selalu bersama dengan rakyat yang mana rakyat menginginkan ada pilihan-pilihan yang sehat di dalam pertarungan kontestasi kepala daerah, utamanya di Jakarta,” kata Djarot.
Djarot menambahkan, pihaknya masih terus berkomunikasi dengan petinggi parpol yang berusaha disatukan untuk Ridwan Kamil.
PDIP, kata dia, tak henti mengingatkan pentingnya mewujudkan Jakarta sebagai kota yang bersih, berintegritas, antikorupsi, antinepotisme, dan mampu menciptakan kesejahteraan bagi rakyat.
“Kalaupun keyakinan itu dipatahkan dengan praktik-praktik pragmatisme dan jual beli atau gorok menggorok partai politik, kami tetap berjuang bersama-sama dengan rakyat, dan menunjukkan bahwa sikap PDI Perjuangan tetap tegak lurus,” ujar Djarot.
“Saya selalu mengatakan bahwa PDI Perjuangan punya 15 kursi di DPRD itu bukan kursi yang bisa diperjualbelikan. Kalau kita memperjualbelikan kursi berarti kita memperjualbelikan suara rakyat. Itu komitmen yang kita pegang dan ini akan kita buktikan,” tegasnya.
Sementara Wasekjen DPP PDIP Adian Napitupulu mengatakan tidak bergabungnya PDIP dalam koalisi pendukung Ridwan Kamil-Suswono membuktikan bahwa partainya yang 'not for sale'.
“PDI Perjuangan is not for sale,” kata Adian.
Ia pun mengajak masyarakat untuk duduk dan memikirkan ulang keanehan yang sedang terjadi di Jakarta.
Dia mengajak masyarakat tetap membuka kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi sebelum pendaftaran ditutup.
“Beberapa hari yang lalu Partai A masih dukung Anies, lalu berubah. Ada Partai B masih dukung Anies lalu berubah. Nah sampai tanggal 29 ada tidak yang kemudian tadinya tidak dukung Anies lalu dukung Anies? Mungkin dong. Kemungkinan sama saja besarnya. Harusnya bahwa jangan dipatahkan, jangan ditiadakan, jangan dielakkan juga kemungkinan dinamika politik yang sangat dinamis itu seperti apa,” kata Adian.
“Nah bagaimana sikap PDI Perjuangan? Yang pasti kita akan selalu bersama-sama dengan rakyat,” tegasnya.
Sekadar informasi pasangan calon Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta didukung Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Garuda, Partai Gelora, Partai Perindo, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).