News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Jubir Ungkap Obrolan Anies dengan PDIP: Potensi Kerja Sama hingga Menangkan Pilkada

Penulis: tribunsolo
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan. Dalam artikel mengulas tentang obrolan antara Anies Baswedan dengan PDIP membahas kerja sama hingga memenangkan Pilkada Jakarta 2024.

TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara (Jubir) Anies Baswedan, Sahrin Hamid, mengungkapkan detail pembicaraan antara mantan Gubernur Jakarta dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Sahrin menyebut, pembicaraan masih seputar potensi kerja sama antara Anies Baswedan dan PDIP.

Selain itu, Anies dan PDIP turut membicarakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.

“Sejauh ini pembicaraan masih seputar potensi kerja sama dan memenangkan Pilkada Jakarta,” kata Sahrin, Selasa (20/8/2024), dikutip dari Kompas.com.

Sahrin menilai, PDIP melihat adanya aspirasi kuat dari warga Jakarta terhadap Anies Baswedan.

Bahkan, ia mengatakan, PDIP selalu mengedepankan kecenderungan warga dalam menentukan kepemimpinan daerah.

“Sebagaimana kita tahu, PDIP selalu mengedepankan preferensi warga dalam menentukan kepemimpinan daerah,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Sahrin mengatakan, pembicaraan antara keduanya masih berfokus pada kerja sama dan strategi untuk memenangkan Pilkada Jakarta.

Namun, mengenai kemungkinan Anies menjadi kader partai PDIP, Sahrin menyampaikan, Anies melihat dinamika kedepannya seperti apa.

“Pembicaraan masih seputar hal tersebut. Hal lainnya nanti kita lihat perkembangannya di depan,” kata dia.

Sementara itu, jubir Anies lainnya, Angga Putra Fidrian, mengatakan komunikasi Anies dengan PDIP berjalan lancar menjelang Pilkada Jakarta 2024.

Baca juga: PDIP: Megawati Langsung Beri Arahan Khusus saat Tahu Putusan MK soal Pilkada 2024

Menurutnya, komunikasi Anies Baswedan dengan PDIP sudah berjalan sejak lama.

Terlebih, setelah ada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024 yang menurunkan syarat ambang batas pencalonan atau threshold di Pilkada.

Hal itu membuat PDIP memiliki peluang untuk mengusung calon sendiri dalam Pilkada Jakarta 2024 karena memiliki 15 kursi di DPRD Jakarta.

Alhamdulillah komunikasi sudah berjalan sejak lama dan lancar,” ucap Angga, Selasa (20/8/2024).

Di sisi lain, menurut Angga, hal tersebut juga membuka peluang bagi masyarakat Jakarta untuk memilih seorang pemimpin sesuai dengan harapannya.

"Alhamdulillah, putusan MK bisa kasih peluang ada calon yang lebih menggambarkan aspirasi warga Jakarta seutuhnya," tambahnya.

Sedangkan Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus, mengatakan hingga saat ini pihaknya membuka seluruh opsi dalam rangka mengusung calon kepala daerah di Jakarta.

"Ya itu tugas kalian mencari tahu lah ya (soal apakah Anies dipilih PDIP), karena masih rahasia dapur. Tetapi kita membuka semua opsi yang mungkin untuk kepentingan rakyat Jakarta," kata Deddy di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (20/8/2024).

Deddy mengakui, telah ada putusan PDIP untuk menjalin komunikasi dengan Anies Baswedan lantaran mempunyai cukup potensi untuk diusung.

Baca juga: Kata 3 Elite PDIP soal Peluang Usung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024

Alasan Pengamat Sarankan Anies Jadi Kader dan Bertempur di Pilkada Jakarta

Pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing, menyarankan eks Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, untuk menjadi kader PDI Perjuangan (PDIP).

"Saya menyarankan kepada Bung Anies, sebagai seorang akademisi, sebagai seorang yang sering muncul di ruang publik, saya menyarankan masuklah menjadi KTA (kartu tanda anggota) di PDI Perjuangan dan bertempurlah di Jakarta," kata Emrus dalam acara On Focus di YouTube Tribunnews, Selasa (20/8/2024).

Emrus meyakini, bila Anies maju dengan diusung PDIP tentu terdapat sedikit jumlah tambahan suara.

"Kalau itu terjadi saya kira kita bangga pertarungan antara tanda kutip dua raksasa yang hebat, yaitu Anies sama Ridwan Kamil," imbuhnya.

Ia menilai, PDIP dan Anies memiliki kesamaan. Menurutnya, keduanya memiliki garis ideologis.

Hal itu lantaran saat periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mereka memilih berada di luar kekuasaan.

"PDI Perjuangan adalah (ketika) menang jadi di kekuasaan, kalah menjadi di oposisi, yaitu ketika SBY dua periode kan PDI di luar kekuasaan kan."

"Nah, itulah garis ideologis. Saya melihat Anies itu ada di posisi itu. Jadi, seseorang yang punya ideologis, partai yang punya ideologis itu lebih homogen," ungkapnya.

(mg/alinda tyas praftina)

Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini