TRIBUNNEWS.COM – Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK), menyampaikan permintaan maaf soal cuitan lamanya di X (dulu Twitter).
Dalam cuitan, ia mengaku dulunya merupakan netizen julid yang suka nyinyir.
Lantas, kini permintaan maaf disampaikan Ridwan Kamil dalam akun milik pribadinya di X, @ridwankamil, Minggu (25/8/2024).
"Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X). Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah—bahkan julid," tulis @ridwankamil, dikutip Tribunnews.com, Senin (26/8/2024).
Bahkan, ia menyinggung soal takdir yang menjadikannya seorang pejabat publik, dari walikota sampai gubernur.
Ia pun menyadari ketika terdapat netizen yang menyampaikan kritikan terhadap dirinya.
"Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Allah menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari walikota sampai gubernur."
"Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar," tulis RK lagi.
Selain itu, RK menyebutkan, setiap orang akan melewati fase-fase seperti dirinya.
Baca juga: Ridwan Kamil Ajak Kontestan Pilkada Jakarta Adu Gagasan Bukan Adu Caci Maki, Tantang Anies?
“Konon setiap orang akan melewati fase-fase jadi tukang protes, anak muda yang rebel penuh kritik dan sinisme. Tapi semua orang juga berproses, harus menjadi lebih bijaksana dan tahu diri,” Tweet RK.
"Ibarat anak-anak yang selalu protes pada orangtuanya, remaja yang rebel, pemuda yang kritis dan sinis, pada saatnya akan jadi orangtua yang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Yang akan bilang pada dirinya sendiri, 'Oh gitu ya saya dulu', dan 'Ternyata begini rasanya di posisi ini'," imbuhnya.
Pada tulisan paragraf kelima dari delapan paragraf tersebut, RK mengaku kurang bijak, kurang literasi, dan kurang sopan.
“Bagaimanapun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi—bahkan kurang sopan. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi. Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan. 2017-2018 saya pernah meminta maaf tentang hal-hal ini. Saya banyak belajar,” tulisnya.
Pada paragraf terakhir, RK pun meminta maaf atas sikapnya dahulu dan mengajak masyarakat untuk melupakan hal tersebut.
“Maafkan aku yang dulu. Mari kita move on,” cuitan akhir RK.
Dilansir Kompas.com, cuitan-cuitan lama Ridwan Kamil di Twitter terungkap ketika aksi unjuk rasa penolakan revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (22/8/2024) lalu.
Pada aksi tersebut, terdapat warganet yang mencetak tangkapan layar dari cuitan lama RK.
Baca juga: Ridwan Kamil Bicara Seputar H-3 Pendaftaran ke KPU dan Manuver Anies ke Markas PDIP Jakarta
Pasalnya, terdapat cuitan yang menyebut, DPR sebagai dewan penipu rakyat.
"Dewan Penipu Rakyat #DPR," cuit RK di akun Twitternya pada 9 Juni 2010.
Sebagai informasi, RK merupakan salah satu bakal calon gubernur DKI Jakarta.
(mg/alinda tyas praftina)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).