News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Hormati Anies Pilih Tak Jadi Kader PDIP, Kombatan Minta Seluruh Elemen Nasionalis Menangkan Pramono

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Kombatan Budi Mulyawan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ormas nasionalis Komunitas Banteng Asli Nusantara (Kombatan) menghormati dan menghargai Anies Baswedan memilih tidak jadi kader PDI Perjuangan (PDIP).

Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Kombatan Budi Mulyawan pun menyampaikan apresiasi keputusan PDIP mengusung kader sendiri, Pramono Anung dan Rano Karno sebagai pasangan Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) di Jakarta.

Kendati pun PDIP akan menghadapi tantangan tidak ringan.

"Jadi jelas, PDIP tidak akan pernah dirugikan, karena Anies Baswedan memilih tidak jadi bagian dari kader PDIP dalam berkolaborasi di Pilkada DKI Jakarta 2024," kata Budi Mulyawan, yang akrab dipanggil Cepi, Rabu (28/8/2024).

DPN Kombatan, lanjut Budi, berpandangan bahwa PDIP dengan tanpa Anies di Pilkada DKI Jakarta 2024, dipastikan memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam membangun aliansi politik yang lebih sejalan dengan ideologi dan strategi politik PDIP kekinian maupun ke depan.

"Dengan tidak terikat pada Anies, PDIP bisa menjalin kerja sama yang lebih strategis dengan pihak lain yang bisa mendukung agenda politik partai secara lebih efektif," tegasnya.

Dia juga mengakui pilihan terhadap Pramono Anung sebagai Cagub DKI Jakarta, 'gambling'-nya cukup tinggi.

Pasalnya, sosok Pram yang 10 tahun menjadi orang dalam Istana memantik trauma masyarakat terhadap dinamika kesewenang-wenangan politik hukum belakangan yang dikaitkan Istana. 

Selain itu, kata Budi Mulyawan, sosok Pram juga tidak sefamiliar Anies Baswedan maupun Ridwan Kamil bagi warga Jakarta, khususnya di akar rumput.

Walau begitu, Budi Mulyawan tetap optimistis lantaran PDIP dikenal memiliki basis massa yang solid dan loyal. Lebih optimistis lagi, Cawagub-nya Rano Karno.

Selain putera daerah yang identik warga Betawi, Rano Karno juga sangat legendaris dengan sebutan si "Doel" tokoh film fiksi yang mencitrakan nilai positip kultur Betawi.

Sehingga, kata dia, peran Rano Karno memudahkan mesin politik partai untuk meraup elektoral dalam menghadapi Ridwan Kamil-Suswono maupun Anies jika memang maju diusung partai lain.

"Kader-kader PDIP di berbagai tingkat memiliki komitmen yang kuat terhadap partai, dan seringkali mampu menjalankan program-program partai dengan efektif, termasuk dalam menghadapi Pemilu atau Pilkada," kata Budi Mulyawan.

Dengan tidak bergabungnya Anies di PDIP, menurutnya, sekaligus memberi keuntungan strategi bagi PDIP dalam jangka panjang. Sebab, PDIP memiliki kekuatan ideologis, basis massa yang solid, dan berkemampuan menghindari konflik internal serta membangun aliansi yang lebih menguntungkan.

"Sehingga, PDIP bisa tetap kokoh sebagai salah satu kekuatan politik utama di Indonesia," tandas Budi Mulyawan.

Pelajaran politik yang dapat dipetik, katanya, menurutnya, jika Anies jadi bergabung tanpa komitmen yang jelas mengikuti nilai-nilai dan proses pengkaderan di PDIP, sangat mungkin efeknya berpotensi memicu ketegangan di dalam partai.

Baca juga: Pramono Anung Minta Megawati Tunjuk Adian Pimpin Tim Pemenangan Pilkada Jakarta, Ahok Dilibatkan

Sebaliknya, keuntungan lain batal berkolaborasi, menghindarkan partai dari potensi konflik internal. Anies, dengan gaya kepemimpinannya yang mandiri dan inovatif, mungkin memiliki visi yang berbeda dari para tokoh senior di PDIP.

"Dengan tetap berada di luar PDIP, Anies tidak akan jadi sumber potensi friksi di dalam partai. PDIP dapat terus berfokus pada program-program dan strategi politik tanpa harus menyesuaikan dengan dinamika baru yang mungkin ditimbulkan oleh kehadiran Anies," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini