TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak analisis di balik batalnya Anies Baswedan maju di Pilkada 2024.
Anies sebelumnya dikabarkan akan jadi calon gubernur di Pilkada Jakarta dan kemudian di Pilkada Jawa Barat,
Namun dua-duanya gagal.
Terkait hal itu, Direktur Lingkaran Survei Indonesia Denny JA punya analisis tersendiri.
Dia menyebut ada strategi dari lingkaran 4 presiden untuk tidak menjadikan Anies Baswedan sebagai calon gubernur pada Pilkada 2024.
Sebagaimana diketahui, Anies Baswedan yang memiliki elektabilitas tinggi dalam sejumlah hasil survei Pilkada Jakarta tidak mendapatkan tiket untuk pencalonan.
“Di Pilkada DKI 2024, Anies Baswedan dikalahkan justru sebelum kampanye dimulai. Banyak analisa yang bisa dibuat. Salah satunya adalah kisah empat presiden. Mungkin bukan presidennya, tapi lingkarannya yang mengembangkan strategi 'Politik Asal Jangan Anies',” kata Denny JA, Jumat (30/8/2024) dikutip dari Kompas.TV.
Faktor Prabowo
Denny JA pun merunut dari Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto yang kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan pernah dinilai rendah oleh Anies Baswedan.
Padahal, Anies Baswedan pernah diusung Prabowo dan Partai Gerindra ketika mengikuti Pilkada Jakarta.
“Presiden pertama, presiden terpilih Prabowo berkali-kali mengutip itu. Betapa kinerjanya sebagai Menhan dinilai 11 persen oleh Anies dalam kampanye presiden tempo hari.
Lingkaran Prabowo tahu persis betapa Anies menjadi Gubernur DKI periode sebelumnya karena bantuan Prabowo,” kata Denny JA.
“Jika Anies menjadi gubernur DKI maka 2024-2029, ia akan menjadi penantang sangat kuat bagi pencalonan kembali Prabowo di Pilpres 2029.”
Faktor Jokowi
Selanjutnya, Denny JA menilai Presiden Jokowi juga memiliki catatan penting tentang Anies Baswedan yang tidak mendukung Pembangunan IKN.
“Presiden Jokowi sangat militan ingin memindahkan ibu kota ke IKN. Semua tahu persis, proses perubahan ibu kota agar sukses memerlukan konsolidasi mungkin 20 tahun.