Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menilai jumlah transportasi umum di Jakarta saat ini masih belum cukup untuk mengurangi tingginya kemacetan.
Hal itu Pramono sampaikan saat diwawancarai usai menghadiri Deklarasi Mubaligh Mubalighoh inisiasi Ketua Forum Silaturahmi Ulan Indonesia (FSUI) KH Kholid Hidayat di Resto Aljazeera, Jakarta Timur, Sabtu (14/9/2024).
Baca juga: Banyak yang Ingin Jakarta Seperti Dubai, Pramono Anung: Mimpi Kali
“Apapun yang terjadi kemacetan itu karena, satu, frekuensinya kurang, yang kedua, koridor nya juga kurang, yang ketiga, JakLingko yang dibuat oleh Mas Anies harusnya kita teruskan, kita perbaiki, bahwa kemudian masih ada kekurangan disempurnakan,” ujarnya.
Menurut Pramono, salah satu langkah menyelesaikan persoalan-persoalan di Jakarta adalah dengan tidak menambahkan hal baru yang justru menghadirkan keruwetan.
Baca juga: Solusi Pramono Anung dan RK soal Akses Stadion JIS yang Dikeluhkan Penonton Konser Bruno Mars
“Sekarang ini kalau kita lihat dari Bekasi masuk Jakarta Timur dengan LRT, juga dengan Transjakarta, juga dengan KRL, ternyata belum cukup,” ujarnya.
Transportasi pribadi yang menurut Pramono frekuensi penggunaannya tinggi ini harus dikurangi sebagai salah satu upaya mengurangi kemacetan.
Untuk mengurangi frekuensi kendaraan pribadi ini, salah satu langkahnya adalah dengan menambahkan kuota dan memperpanjang jalur bagi transportasi umum.
“Ketika terjadi kemacetan pagi, maka frekuensi pagi itu mobil harus bisa dikurangi, caranya bagaimana? caranya ya saya satu, diperpanjang, seperti yang sama sampaikan berulang kali, MRT diperpanjang, LRT, Transjakarta-nya, kalau KRL-nya frekuensinya ditambah,” ujarnya.
Baca juga: Sederet Janji Pramono Anung: Hidupkan Kembali Kalijodo hingga Sambungkan MRT dari Ancol ke JIS
“(jika) itu bisa dilakukan, saya yakin Jakarta terutama (macet) pagi dan sore bisa kita atasi,” tambah Pramono.