TRIBUNNEWS.COM - Calon gubernur (cagub) Sumatera Utara (Sumut) nomor urut 1, Bobby Nasution, mengungkapkan keberhasilannya dalam membangun infrastruktur di Kota Medan.
Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu juga mengungkit kerusakan infrastruktur jalan di Sumut.
Merespons hal tersebut, Juru Bicara (Jubir) cagub nomor urut 2 Edy Rahmayadi, Sutrisno Pangaribuan, meminta Bobby Nasution untuk tak berbangga hati.
Menurutnya, perlu dilihat terlebih dahulu, apakah proses pembangunannya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD).
"Itu pakai APBD atau APBN? Yang mana yang APBD? Yang APBN yang mana?"
"Apakah pembangunan Stadion Teladan itu murni APBD?" kata Sutrisno, Sabtu (27/9/2024), dilansir Tribun-Medan.com.
Ia membeberkan, banyak pembangunan infrastruktur di Medan yang ditopang APBN. Misalnya, revitalisasi Stadion Teladan.
Revitalisasi itu menggunakan APBN dari Kementerian PUPR sebesar Rp275 miliar dan APBD Kota Medan senilai Rp235 miliar.
Ia lalu menyinggung pembangunan tanggul rob di Belawan yang diketahui juga menggunakan APBN sejumlah Rp100 miliar.
Politikus PDIP itu juga mengungkit lampu pocong yang dikerjakan oleh Bobby, tetapi gagal.
"Yang bisa dibanggakan itu adalah kalau yang karyanya sendiri, yang karyanya sendiri terbukti gagal."
Baca juga: Bobby Nasution: Masyarakat Tidak Tahu Jalan di Sumut Punya Pusat Atau Provinsi
"Apa itu, lampu pocong. Kan itu karya sendiri kan? Yang juga masih berpotensi terjadi pelanggaran hukum," ujarnya.
Adapun proses proyek ini mengerjakan 1.700 lampu jalan mirip pocong dengan nilai kontrak senilai Rp25,7 miliar.
Akan tetapi, dalam pengerjaannya, banyak material lampu tak sesuai standar, Bobby menyebut proyek ini total loss, dan para kontraktor harus mengembalikan dana proyek tersebut.
Selain itu, Sutrisno juga menyinggung gagalnya proyek rehabilitasi hibah gedung Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan dengan pagu anggaran sebesar Rp2,5 miliar.
Bangunan gedung itu roboh pada Jumat (11/11/2022), dan saat itu masih dalam tahap penyelesaian bangunan.
"Terus (pembangunan lainnya) yang kemarin itu, ambruknya gedung kejaksaan, kan pernah itu ambruk," tuturnya.
Ia mengatakan, pembangunan yang disebutkan Bobby menggunakan APBD juga belum selesai dikerjakan dan berpotensi mangkrak.
"Kalau tidak selesai, kapan selesainya? Iya kan? Ini sudah mau masuk Oktober. Musim penghujan. Bagaimana diselesaikan Teladan? Bagaimana diselesaikan underpass yang lain? Kan itu problem-nya (masalahnya)," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Bobby Nasution memulai kampanyenya di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Jumat (27/9/2024).
Di sana, suami Kahiyang Ayu itu menceritakan tentang berbagai masalah di Sumut, termasuk soal infrastruktur jalan.
"Tinggal masalah yang masalah krusial yang harus bisa disesuaikan dengan anggaran pemerintah seperti jalan tadi juga disampaikan keluhan yang sangat banyak disampaikan di seluruh wilayah Sumut," ucap Bobby.
Ia menyebut, keluhan masyarakat mengenai kondisi jalan di Sumut sering disuarakan.
Menurutnya, masyarakat tak akan tahu, jalan mana yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, provinsi, atau pemerintah pusat.
"Tentang infrastruktur jalan yang ada di Sumut, jalan yang ada di wilayah kita ini, masyarakat ini enggak tahu betul, ya, ibu-ibu? Gak tahu mana jalan nasional, mana jalan provinsi, mana jalan kabupaten. Tahu gak? Bisa bedain gak? Gak bisa kan?"
"Semuanya aspal, semuanya hitam kan? Jadi kalau dibilang jalan nasional itu kerjaan punya presiden, kalau jalan provinsi kerjaannya punya gubernur, jalan kabupaten kerjaannya Pak Bupati, masyarakat banyak kali kita suruh mikir untuk jalan-jalan punya siapa," tuturnya.
Ia mengatakan bahwa masyarakat hanya ingin kondisi jalan makin baik.
Menantu Jokowi itu lantas mengungkit pernyataan Edy Rahmayadi yang mana beberapa waktu lalu dirinya mengatakan bahwa kondisi jalan yang rusak di Sumut merupakan kewenangan pemerintah pusat.
Menanggapi hal tersebut, Bobby mengatakan tugas pemerintah daerah hadir untuk menyelesaikan masalah, bukan malah melempar tanggung jawab.
"Yang masyarakat mau, mau jalan nasional, jalan provinsi, kabupaten, kota, ya, mulus aja gak penting jawaban itu punya siapa jalannya."
"Yang penting tahunya itu jalan punya pemerintah, betul, ya, Bu, ya? Oleh karena itu, tentunya kepala daerah itu bukan tugasnya bukan hanya lempar tanggung jawab, tapi bisa mempertanggungjawabkan," ucapnya.
Bobby Ungkit Keberhasilan di Medan
Bobby Nasution sempat menyindir pembangunan di Sumatera Utara.
Awalnya, Bobby mengatakan, banyak pembangunan yang ia kerjakan selama menjadi Wali Kota Medan.
Ia menepis anggapan pembangunan di Kota Medan berhasil terwujud karena dirinya adalah menantu Presiden Jokowi.
Menurutnya, dana pembangunan di Medan berimbang, tak hanya berasal dari APBN. Pembangunan di sana, 60 persen berasal dari APBD.
"Kami hitung dulu, paling genap empat tahun atau tiga setengah tahun jadi wali kota ini," kata Bobby saat bertemu dengan relawan Pendukung Setia (Pasti) Bobby di Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Rabu (25/9/2024).
"Tapi bisa bangun sana, bangun sini kalau katanya dikasih sama pemerintah pusat, 'Oh, iyalah menantunya Mulyono (Jokowi)'."
"Tanya Pak Endar, bekas Kepala Dinas saya, juga dana transfer kita berimbang 60 persen dari APBD dan 40 persen dari APBN," sambungnya.
Ia menilai, pandangan yang sama bakal dilayangkan setelah Jokowi tak lagi menjabat sebagai presiden.
"Nanti ini sudah gak jadi mantu lagi. Udah gak jadi presiden. Nanti jadi gubernur gak ada yang bisa dibangun," ucap Bobby.
Ia membeberkan, pembangunan di Medan seperti Stadion Teladan, Lapangan Merdeka, hingga Kebun Bunga berasal dari anggaran daerah.
"Ini full APBD, Islamic Center full APBD. Kebun Bunga, underpass, overpass full APBD. Bisa. Kenapa? Karena anggarannya dipakai yang benar."
"Hanya 6 triliun kalau potong gaji PNS itu 2 triliun sisa empat triliun. Empat triliun kalau tiga tahun hanya 12 triliun bisa bangun banyak-banyak," ucapnya.
Apabila dibandingkan dengan APBD Provinsi Sumatra Utara, APBD Medan jauh lebih kecil.
Akan tetapi, Bobby menilai, dengan anggaran yang lebih besar, pembangunan di Sumut justru tak terlihat.
Bahkan, menurutnya penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Sumut tak maksimal.
"Sumut itu anggarannya kurang lebih 15 triliun. Kalau lima tahun menjabat berarti 50 triliun, masa 50 triliun gak kelihatan apa-apa, gak nampak."
"Buat PON pun bingung kita gimana. Ini yang harus sama-sama kita sampaikan pada masyarakat itu bukan uang gubernur, tapi uang masyarakat yang dititipkan," ujarnya.
Ia lantas mengajak para pendukungnya untuk menyampaikan program-program yang sudah dilakukannya kepada masyarakat.
Bobby lalu menyentil bahwa pemimpin itu dipilih karena kinerjanya bukan karena personal apalagi lantaran menantu malaikat.
"Ini pesta demokrasi bersenang-senang saja. Sambil kita sambil bercanda walaupun ada pesan serius jalani dengan bercanda walaupun hasilnya serius," tuturnya.
"Jangan tegang, fitnah, hoaks. Kita pilih gubernur yang dipilih kerjanya. Kalaupun kerjanya bagus bisa dipilih bukan personalnya anak malaikat, gak punya anak."
"Nah ini yang harus disampaikan ke masyarakat," pungkas Bobby.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul: Bobby Nasution Pamer Pembangunan Medan, Jubir Edy Rahmayadi Ungkit Lampu Pocong.
(Tribunnews.com/Deni)(Tribun-Medan.com/Anugrah Nasution)