“Padahal sesuai UU No.2 tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta (DKJ), terdapat agenda penting yang harus menjadi perhatian seperti pemerintah daerah di wilayah aglomerasi , sinkronisasi tata ruang, transportasi, dan lain sebagainya,” kata Aziz kepada wartawan, Senin (7/10/2024).
Dia juga melihat, perdebatan tentang transformasi Jakarta sebagai kota finansial global tidak muncul. Semua pasangan calon hanya terjebak pada masalah prosedural di tingkat lokal.
“Kami menyarankan agar pada debat selanjutnya perlu didalami tentang transformasi Jakarta menjadi kota global dan teknis koordinasi serta sinkronisasi wilayah aglomerasi sebagaimana amanat UU No.2 tahun Thn 2024,” terang Aziz.
Selain masalah pembahasan yang tidak mendalam, Aziz juga menyoroti kondisi debat yang masih kurang kondusif.
Baca juga: 6 Poin Visi Misi RK-Suswono di Debat Pilkada Jakarta: Atasi Kesulitan Gen Z, Pelestarian Budaya
Sebab, banyak penonton di lokasi debat yang berbuat gaduh dan tidak tertib. Mereka meneriakkan yel-yel yang mengganggu jalannya debat.
“Pada debat selanjutnya perlu perlu meningkatkan ketertiban pengunjung dan tindakan sesuai tata tertib berlaku,” ujar Aziz.
Dia juga meminta semua pasangan calon tidak menyampaikan statement yang spekulatif dan tidak mencerdaskan.
Terlebih statemen yang dikaitkan dengan peluang penerimaan Dana Transfer yang ‘lebih besar untuk Jakarta, dimana hal ini dapat menyuburkan perilaku ‘kolutif’ dalam tata kelola pemerintahan dan tidak sesuai dengan semangat pelaksanaan Good Governance.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ketua DPP PKS Sebut Debat Pilkada DKI Kurang Seru Dibanding Anies vs Ahok, Ini Tanggapan Pramono.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)(WartakotaLive.com/Yolanda Putri Dewanti)
Baca berita lainnya terkait Pilgub DKI Jakarta.