"Untuk mewujudkan cita-cita pendiri bangsa di negara yang sangat majemuk ini, tidak mungkin dikelola oleh satu dua kelompok saja. Tapi seluruh komponen bangsa harus bersama-sama," jelasnya.
Salim menambahkan PKS juga melihat situasi dunia yang memprihatinkan dan tidak menentu, masalah ekonomi hingga keamanan dunia.
Dia pun mencontohkan invasi Rusia kepada Ukraina hingga penjajahan Israel kepada Palestina.
"Semua itu membuat kita juga harus berpikir secara komprehensif, bagaimana bangsa yang besar ini bisa menghadapi itu semua. Karena pasti dampaknya kita rasakan," ungkapnya.
Dia pun meyakini Prabowo bisa menjaga Indonesia dari ancaman dalam dan luar negeri.
Sebaliknya, Ketua Umum Partai Gerindra itu diyakini bisa menjaga kekayaan bangsa.
"Kita ingin bangsa kita ini jadi leader di kawasan, pemimpin di kawasan. Dan saya melihat, ini saya melihat dari perjalanan panjang, Bapak Prabowo Subianto mampu untuk menjadi pemimpin leader di kawasan ini," ungkapnya.
"Jadi itulah semua yang membuat kita semangat untuk bersama-sama bergabung dalam pemerintahan Bapak Presiden, Bapak Prabowo Subianto. Itulah yang kita inginkan karena semua ini alasan yang kuat. Kita bergabung di pemerintahan Bapak Prabowo Subianto," tutupnya.
Prabowo Terima PKS Gabung Kabinet
Presiden terpilih, Prabowo Subianto legawa menerima PKS masuk ke dalam kabinet pemerintahannya mendatang.
Meskipun, partai besutan Habib Salim Segaf Aljufri itu sebelumnya mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Prabowo mengatakan kedatangan elite PKS mengingatkan di masa-masa sebelumnya.
"Ini mengingatkan kita masa-masa dahulu, kita juga mulai kerja sama politik kita. Katakanlah persekutuan kita mulai dari Kertanegara sekian tahun yang lalu, 2014. Jadi kita dulu bukan sekutu tapi segajah," kata Prabowo.
Prabowo mengatakan dirinya tidak masalah PKS tidak mendukungnya sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Saat itu, PKS justru mendukung Anies Baswedan bersama PKB dan NasDem.