TRIBUNNEWS.COM - Calon gubernur (Cagub) Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 1, Andika Perkasa, menyampaikan visi misi pada debat perdana pasangan calon (paslon) Gubernur Jateng 2024.
Adapun tema debat tersebut adalah Tata Kelola Pemerintahan: Kepemimpinan dan Reformasi Birokrasi Menuju Jawa Tengah dengan Pelayanan Publik yang Transparan dan Akuntabel.
Andika didampingi oleh calon wakil gubernur (cawagub) Hendrar Prihadi pada debat perdana ini.
Untuk mengawali penyampaian visi misinya, Andika sempat menyinggung perbaikan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah yang sudah diusahakan oleh para gubernur sebelum-sebelumnya sejak lama.
"Sejak berdirinya Provinsi Jawa Tengah, para pendiri kami, para gubernur pada masanya telah berusaha untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat jawa tengah, dengan masing-masing dan tantangan pencapaiannya," kata Andika di Marina Convention Center, Kota Semarang, dikutip dari YouTube KPU Jateng, Rabu (30/10/2024).
Setelah itu, Andika mengatakan bahwa masih banyak pekerjaan rumah atau PR tentang indeks demokrasi Indonesia yang menurun.
Selain itu, Andika juga menyoroti mengenai penurunan tren indeks pelayanan publik hingga bidang pendidikan.
"Hari ini, kita masih punya banyak PR, hari ini indeks demokrasi Indonesia, Jawa Tengah menunjukkan tren yang memburuk selama tiga tahun terakhir, tujuh dari 10 indikator menunjukkan tren yang menurun."
"Begitu juga dengan indeks pelayanan publik, tiga tahun terakhir kita melihat tren yang memburuk, yang mungkin disebabkan oleh turunnya penilaian integritas oleh KPK, turunnya indeks demokrasi, maupun turunnya efisiensi ekonomi Jawa Tengah, dari bidang pendidikan juga begitu," ungkapnya.
Soal pendidikan, Andika mengatakan bahwa rata-rata lama sekolah masyarakat Jawa Tengah hingga kini masih sekitar delapan tahun.
Ada satu kota yang mempunyai rata-rata lama sekolah hingga 11,5 tahun, tapi di kabupaten lain ada juga yang rata-rata lama sekolahnya hanya 6,4 tahun.
Baca juga: 4 Hasil Survei Pilkada Jateng 2024 Jelang Debat Perdana: Luthfi-Taj Yasin Masih Unggul
Hal tersebut, menurut Andika, menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup menonjol.
"Kita melihat bahwa rata-rata lama sekolah masyarakat Jawa Tengah, usia 25 tahun ke atas, hari ini masih sekitar 8 tahun."
"Terjadi kesenjangan yang cukup menonjol, di mana satu kota bahkan punya rata-rata lama sekolah 11,5 tahun. Sementara, di sisi lain, ada kabupaten yang rata-rata lama sekolahnya baru mencapai 6,4 tahun," kata Andika.