News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2024

Rivalitas Lucky Hakim-Nina Agustina di Pilkada Indramayu 2024, Saling Serang sejak Awal saat Debat

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Debat perdana calon bupati dan wakil bupati Indramayu, Senin (4/11/2024) di Hotel Holiday Inn, Pasteur, Kota Bandung. Sempat viral, rivalitas Lucky Hakim dan Nina Agustina semakin terlihat ketika debat perdana Pilkada Indramayu 2024. Berikut peristiwanya.

TRIBUNNEWS.COM - Debat perdana Pilkada Indramayu 2024 digelar pada Senin (4/11/2024) kemarin malam di Hotel Holiday Inn, Pasteur, Kota Bandung.

Ada tiga pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati yang berpartisipasi dalam debat tersebut.

Mereka adalah paslon nomor urut 1, Bambang Hermanto-Kasan Basari; paslon nomor urut 2, Lucky Hakim-Syaefudin; dan paslon nomor urut 3 sekaligus petahana, Nina Agustina-Tobroni.

Namun, dalam debat tersebut, rivalitas Lucky Hakim dan Nina Agustina begitu mencolok.

Seperti diketahui, keduanya sempat berduet ketika Nina menjabat sebagai Bupati Indramayu sedangkan Lucky Hakim adalah wakilnya.

Setelah itu, Lucky pun mengundurkan diri dari jabatannya karena menganggap telah memakan gaji buta dan mengklaim tidak pernah dilibatkan oleh Nina.

Lalu rivalitas seperti apa yang dipertontonkan dalam debat perdana tadi malam? 

Lucky Hakim Sentil Nina, Sebut Bupati Bukan Raja

Rivalitas Lucky Hakim dan Nina yang pernah berduet sebagai Bupati dan Wakil Bupati Indramayu ini sudah terjadi sejak segmen pertama debat.

Baca juga: Cabup Indramayu Nina Agustina Ngamuk: Saya Anak Dai Bachtiar, Lucky Hakim: Saya Bukan Anak Jenderal

Dikutip dari Tribun Jabar, momen itu terjadi ketika Lucky tengah memaparkan visi-misinya.

Di sela pemaparan itu, dia menyentil Nina dengan mengungkapkan bahwa bupati bukanlah raja yang mesti dilayani rakyatnya.

Lucky menegaskan bupati dan wakilnya harus memposisikan diri sebagai pelayan rakyatnya.

"Bupati bukan raja yang selalu ingin dihormati, dipatuhi, dan dilayani oleh rakyatnya. Bupati dan wakil bupati diberikan fasilitas yang mewah, gaji yang cukup besar dari uang rakyat."

"Karenanya, bupati dan wakil bupati harus memposisikan dirinya sebagai pelayan rakyat," tuturnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini