News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2024

Rivalitas Lucky Hakim-Nina Agustina di Pilkada Indramayu 2024, Saling Serang sejak Awal saat Debat

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Debat perdana calon bupati dan wakil bupati Indramayu, Senin (4/11/2024) di Hotel Holiday Inn, Pasteur, Kota Bandung. Sempat viral, rivalitas Lucky Hakim dan Nina Agustina semakin terlihat ketika debat perdana Pilkada Indramayu 2024. Berikut peristiwanya.

Menurutnya, kondisi semacam itu tidak diinginkannya karena tak ingin pula dianggap memakan gaji buta dari uang rakyat.

"Saya pun sadar keputusan saya (mundur) bisa memberikan konsekuensinya, semisal karier politik yang buruk. Tapi, atas nama masyarakat, saya tak tega keuangan Indramayu menjadi boros karena menggaji buta saya, maka saya mundur," ujarnya.

Lucky Sebut Ada Anak Stunting di Dekat Rumah Nina, Justru Dinilai Serang Personal

Momen ini berawal ketika Nina menanyakan program yang akan dijalankan Lucky di bidang kesehatan di Indramayu jika terpilih.

Nina mengungkapkan saat ini, Indramayu memperoleh penghargaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa 99,9 persen masyarakat terlingkup layanan kesehatan di bawah kepemimpinannya.

Namun, menurut Lucky, capaian tersebut berbanding terbalik dengan temuannya di lapangan.

Dia lantas mencontohkan adanya RSUD di Indramayu yang belum optimal dalam pelayanannya.

Selain itu, ia juga menyoroti adanya rangkap jabatan dari direktur rumah sakit sehingga menciptakan kebingungan dalam mengelola fasilitas kesehatan.

"Pelayanan kesehatan di Indramayu belum maksimal, banyak keluhan dari masyarakat tentang kualitas pelayanan yang seadanya meskipun gratis," kata Lucky.

Kemudian, dia menyoroti adanya warga yang belum memiliki BPJS. Bahkan, Lucky menyebut ada keluarga yang anaknya stunting dan bertempat tinggal tak jauh dari kediaman Nina.

"Saya mendapat amanat dari salah satu warga tidak mendapatkan BPJS mempunyai dua anak yang stunting dan tidak mendapat PKH jaraknya pun hanya lima rumah dari Ibu Nina di Desa Krimun.

Hanya saja, Nina menilai pernyataan Lucky tersebut telah menyerang personalnya dan tidak menjawab pertanyaannya.

"Pertanyaan saya jelas soal program apa yang bisa Bapak berikan untuk menjamin kesehatan masyarakat yang sudah tercover 99,9 persen," tuturnya.

Namun, Lucky membantah pernyataan Nina tersebut. Dia mengungkapkan segala temuannya tersebut berdasarkan fakta di lapangan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini