TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara PDI-P Aryo Seno Bagaskoro mengungkapkan alasan pemecatan Effendi Simbolon dari partai berlambang banteng.
Alasan pertama yakni Effendi Simbolon diduga kuat berkongkalikong dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Seno menyebutkan, salah satu alasan PDI-P bersikap tegas adalah pertemuan Effendi dengan Presiden Jokowi.
PDIP menilai, langkah politik Effendi yang tidak sejalan dengan rekomendasi partai.
“Pak Effendi Simbolon ini bertemu dan berkomunikasi dengan Pak Jokowi."
"Ini beda persoalan kalau dengan tokoh politik lain, tapi ini bertemu dengan Pak Jokowi sebelum mengambil langkah politik yang berbeda dengan rekomendasi partai,” ujar Seno, baru-baru ini.
PDIP, kata Seni, menganggap pertemuan Effendi dengan Jokowi sebagai tindakan yang tidak dapat ditoleransi.
Oleh karena itu, partai langsung memutuskan untuk memecat Effendi.
“Maka, pada saat Pak Effendi Simbolon melakukan suatu langkah politik yang berkongkalikong, komunikasi dengan Pak Jokowi, ini suatu hal yang tentu saja tidak bisa dikompromi, tidak bisa ditoleransi oleh partai,” kata Seno.
Lanjut Seno, apabila Effendi bertemu dengan tokoh politik lain selain Jokowi, partai masih mungkin mengambil langkah klarifikasi dan mediasi terlebih dahulu.
“Kalau dengan yang lain-lain, tentu partai masih akan melakukan suatu proses mediasi. Tetapi kalau bicaranya dengan Pak Jokowi, maka prinsipnya tegas, ini yang diambil oleh partai,” ujar Seno.
Baca juga: Setelah Effendi Simbolon, Apakah Jokowi Juga akan Dipecat? Ini Jawaban Jubir PDIP
Alasan lain pemecatan Effendi lantaran ia terang-terangan mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Ridwan Kamil dan Suswono.
Sementara, PDIP memiliki calonnya sendiri yang diusung dalam Pilkada Jakarta 2024.
Pemecatan ini dianggap sebagai pelanggaran kode etik partai.
Sikap politik Effendi Simbolon yang mendukung Ridwan Kamil ini sangat membuat PDIP lelah menghadapi manuver kader.
"Kami sudah capek membahas sikap politikus partai yang memilih hengkang dan bermanuver ke kubu lawan," ujar Ketua DPP PDIP, Said Abdullah di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, pada Selasa (19/11/2024).
Ketua DPP PDIP bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat, pun telah mengonfirmasi pemecatan tersebut.
"Benar yang bersangkutan sudah dipecat dari partai. Yang bersangkutan melanggar kode etik disiplin dan ADART partai," kata Djarot pada Sabtu (30/11/2024).
Surat pemecatan ditetapkan pada Kamis (28/11/2024) dan ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri serta Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto.
Dukungan ke RK-Suswono
Alasan kedua, dukungan Effendi Simbolon kepada Ridwan Kamil menjadi sorotan setelah ia hadir di acara deklarasi dukungan di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Senin (18/11/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Effendi menyampaikan 7.000 dukungan dari masyarakat Batak kepada Ridwan Kamil dan Suswono.
Ridwan Kamil juga menekankan pentingnya Pilkada Jakarta sebagai ajang rekonsiliasi.
"Di belakang saya ada Pak Effendi Simbolon, mendeklarasikan 7.000 dukungan. Kita semua tahu dari partai mana beliau," tutur Ridwan Kamil.
Peristiwa ini menandai perubahan signifikan dalam dinamika politik menjelang Pilkada Jakarta 2024, di mana dukungan terhadap Ridwan Kamil semakin menguat, sementara PDIP berusaha menjaga integritas partai dengan menegakkan sanksi terhadap kader yang melanggar.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul KIM Plus Tak Khawatir Pramono-Rano Temui Anies, Bersyukur FPI Putuskan Dukung RK-Suswono
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Fersianus Waku)(TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)(Kompas.com)