TRIBUNNEWS.COM - Jalannya Pilkada Jakarta 2024 diwarnai aksi protes dengan melayangkan mosi tidak percaya kepada KPU Provinsi Jakarta (KPUD).
Mosi tidak percaya itu dilayangkan oleh massa relawan dan organisasi masyarakat (ormas) pendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) pada Senin (2/12/2024).
Mereka melayangkan mosi tidak percaya kepada KPUD atas pelaksanaan Pilkada Jakarta 2024 yang dinilai bermasalah.
“Betul (kami mengatakan mosi tidak percaya). Bagaimana kita bisa percaya ketika KPU-nya tidak punya, tidak ada yang namanya etikanya tidak dipakai,” ujar anggota Tim Pemenangan RIDO sekaligus koordinator aksi, Ramdan Alamsyah saat ditemui di depan kantor KPU Jakarta, Senen, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024) dikutip dari Kompas.com.
Ramdan mengatakan, faktor Pilkada Jakarta 2024 dinilai bermasalah karena rendahnya partisipasi warga Jakarta di pesta demokrasi kali ini.
Menurutnya, jika partisipasi masyarakat rendah, kinerja KPU Jakarta patut dipertanyakan.
"Pencoblos itu rendah, partisipasi masyarakat itu rendah, kenapa? Etika moral.
"Mungkin bagiannya adalah tidak lagi percaya masyarakat kepada KPU,” tuturnya.
Ramdan mengatakan, mosi tidak percaya ini harus diselesaikan dengan putaran kedua Pilkada Jakarta.
Ia membandingkan dengan partisipasi masyarakat Jakarta dengan Pilkada tahun 2017.
“Logikanya begini, yang partisipasinya 70 persen saja waktu tahun 2017 (itu berlangsung) dua putaran. Nah, bagaimana yang partisipasinya rendah itu (dilaksanakan) satu putaran,” katanya.
Baca juga: Rekam Jejak Effendi Simbolon, Dipecat PDIP Gegara Membelot Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta
Ramdan mengatakan, jika Pilkada Jakarta berjalan satu putaran maka akan menjadi anomali yang diatur KPU Jakarta.
“Anomali apa lagi mau dipertontonkan, wahai Wahyu Dinata dan kawan-kawan,” tandasnya.
Diketahui, hasil quick count dari sejumlah lembaga survei saat ini belum dapat menyatakan Pilkada Jakarta 2024 akan berjalan satu atau dua putaran.
Pasangan calon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono dan nomor 2, Pramono Anung-Rano Karno, saling beda pendapat soal hasil Pilkada Jakarta 2024 ini.
Tim RK-Suswono yakin Pilgub Jakarta akan berlangsung dua putaran, sementara kubu Pramono-Rano optimis hanya satu putaran.
Pramono-Rano Deklarasi Kemenangan
Pramono-Rano mendeklarasikan menang satu putaran berdasarkan real count atau rekapitulasi internal.
Mereka mengeklaim telah mendapatkan 2.183.577 suara atau 50,07 persen.
"Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur dan rasa terima kasih mendalam, kepada seluruh warga Jakarta yang telah memberikan hak pilihnya, untuk itu kami bisa menyampaikan mendeklarasikan bahwa pasangan calon nomor 03, Mas Pram dan Bang Doel, telah memenangkan kontestasi Pilgub DKI Jakarta dalam satu putaran dengan perolehan 50,07 persen," kata Pramono saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Ia menjelaskan, dari hasil real count dan perhitungan formulir C1 per Kamis, (28/11/2024) pagi, telah mencapai 100 persen TPS di seluruh Jakarta.
"Dengan menunjukkan hasil bagi pasangan nomor 03 yaitu 2.183.577 suara atau 50,07 persen," kata Pramono.
Pramono menyampaikan, deklarasi tersebut berdasarkan perolehan suara 50 persen ditambah 2.943 suara.
Ia menyebut, hal itu sudah sesuai dengan UU Nomor 29 Tahun 2007 dan UU DKJ Nomor 2 Tahun 2024
"Dengan demikian, kami mendapatkan 50 persen plus 2.943 suara, 1 suara itu sangat berarti dalam Pemilihan Gubernur Jakarta kali ini."
"Hasil ini sudah sesuai ketentuan UU Nomor 29 Tahun 2007 dan UU DKJ Nomor 2 Tahun 2024, di mana Gubernur dan Wakil Gubernur DKJ dipilih secara langsung melalui pemilihan kepala daerah dengan perolehan suara 50 persen plus 1 suara," ujarnya.
Meski demikian, Pramono mengaku masih menunggu hasil resmi rekapitulasi manual pemilihan Gubernur Jakarta tahun 2024 dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.
"Tentu kita semua tetap menunggu pengumuman resmi hasil rekapitulasi manual pemilihan Gubernur Jakarta tahun 2024 dari KPUD Jakarta sebagai penyelenggara," katanya.
Quick Count 6 Lembaga Survei: Pramono-Rano Unggul
Litbang Kompas (Suara masuk 100 persen)
- Ridwan Kamil-Suswono: 40.02 persen
- Dharma Pongrekun-Kun Wardana: 10.49 persen
- Pramono Anung-Rano Karno: 49.49persen
SMRC (Suara masuk 100 persen)
- Ridwan Kamil-Suswono: 38,80 persen
- Dharma Pongrekun-Kun Wardana: 10,17 persen
- Pramono Anung-Rano Karno: 51,03 persen
LSI (Suara masuk 100 persen)
- Ridwan Kamil-Suswono: 39,92 persen
- Dharma Pongrekun-Kun Wardana: 10,61 persen
- Pramono Anung-Rano Karno: 50,10 persen
Charta Politika (Suara masuk 100 persen)
- Ridwan Kamil-Suswono: 39,25 persen
- Dharma Pongrekun-Kun Wardana: 10,60 persen
- Pramono Anung-Rano Karno: 50,15 persen
Voxpol (Suara masuk 100 persen)
- Ridwan Kamil-Suswono: 39,33 persen
- Dharma Pongrekun-Kun Wardana: 10,56 persen
- Pramono Anung-Rano Karno: 50,1 persen
Indikator (Suara masuk 100 persen)
- Ridwan Kamil-Suswono: 39.53 persen
- Dharma Pongrekun-Kun Wardana: 10.61 persen
- Pramono Anung-Rano Karno: 49.87 persen
(Tribunnews.com/Milani) (Kompas.com)