News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demi Bertahan Hidup, Warga Palue Suling Uap Air Panas Gunung Api Rokatenda

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bambu ini mengalirkan air hasil sulingan uap air panas Gunung Api Rokatenda di Pulau Palue, Sikka, NTT. Cara ini dilakukan warga selama bertahun-tahun karena ketiadaan sumber air tawar di pulau vulkanik tersebut.

TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE – Anda tahu Pulau Palue? Di manakah letaknya? Ada cerita menarik apa di sana? 

Pulau Palue terletak di lepas pantau Pulau Flores. Wilayah ini masuk Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Secara geologis daerah ini sepenuhnya pulau vulkanik.

Gunung api Rokatenda memuncaki pulau di gugusan kepulauan Flores itu. Menurut warga setempat, tidak ada sumber air tawar di pulau ini.

Lalu apa siasat dan yang dilakukan warga Pulau Palue untuk bertahan hidup?  Kebajikan lokal membuat warga Palue menemukan jalan; menyuling air dari uap panas vulkanik Rokatenda.

Anas Lengu, seorang perempuan warga Palue menyeka keringat di wajahnya.  Sesekali ia terlihat menunduk dan mencari tempat berteduh di bawah pohon.

Ia berteduh karena suhu udara siang pukul 12.00 Waktu Indonesia Tengah (WITa) membakar kulit. Sinar mentari seperti menembus ubun-ubun wanita yang wajahnya bergurat.

Tak lama berteduh, Lengu kemudian kembali menapaki jalan menuju bukit. Napasnya menderu cepat di umur yang kini 60 tahun.

Pemandangan ini disaksikan Gordy Donovan, jurnalis Tribun Flores Tribun Network, Senin (6/3/2023).

Anas Lengu menuang air hasil penyulingan uap air panas bumi Rokatenda di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Pulau ini tidak memiliki sumber air tawar, dan hanya mengandalkan air hujan serta penyulingan uap panas bumi.

Gordy melihat dari dekat bagaimana warga Palue bersiasat mendapatkan air tawar demi bertahan hidup.

Semangat dan tekad Lengu seperti mengalahkan umurnya. Pelan-pelan ia terus mendaki bukit.

Tangan kanannya memegang jeriken berukuran 5 liter. Tangan kirinya memegangi tangkai kayu membantunya menapaki jalan di bukit.

Di bagian punggungnya ia menggendong wadah terbuat dari rotan berbentuk silinder penyimpan jeriken air dengan tali penyangga melingkar di kepala.

Penuh sabar, berjalan pelan, Lengu akhirnya tiba di bukit Nua Kaju, Desa Kesokoja, Kecamatan Palue, Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Saat itu Lengu berjalan tanpa alas kaki dengan jarak sekitar 2,5 kilo meter dari rumahnya untuk mengambil air.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini