Ketiga adik Ipin terdiri atas M Sarob Salsabila (11), yang pekan lalu mulaia sekolah. Berikutnya Saida Romania (6), dan si bungsu M Ragil Saputra (2).
“Terus saya sekolah, tetapi nunggu ibu sembuh,” katanya lirih.
Ia menambahkan, kondisi ibunya terindikasi mengalami gangguan jiwa terhitung sejak 10 tahun lalu.
Namun tidak separah setelah ayahnya, Syaiful Rohman tersandung kasus pidana dan dijebloskan ke penjara beberapa bulan lalu.
“Ketika bapak di Lapas (Lembaga Pemasyarakatan), kondisi ibu menjadi lebih parah,” aku Ipin yang putus sekolah karena harus mengurus ibu dan adik-adiknya.
Mensos Risma pada kunjungannya ke keluarga Ipin, mendorong Risma agar Dinas Sosial Kabupaten Bangkalan mengusulkan keluarga Ipin terdaftar pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Pelaksana Tugas Bupati Bangkalan, Drs Mohni MM mengaku, pihaknya awalnya tidak mengetahui latar belakang kasus yang menimpa Mesda.
Namun informasi yang diterima Pemkab Bangkalan dalam beberapa waktu terakhir, kondisi Mesda disebabkan depresi.
“Kami tidak tahu kasusnya (ibu Mesda) apa. Cuma terakhir karena depresi yang kami tahu,” ungkap Mohni didampingi Kepala Dinsos Kabupaten Bangkalan, Wibagio Suharta.
Dinsos Kabupaten Bangkalan akan merespon permintaan Risma, memantau terus kondisi Mesda beserta anak-anaknya.
“Kami ikut memantau karena sudah ditangani kementerian. Harapan kami, yang sulung tidak boleh putus sekolah. (Ipin) sudah tidak sekolah selama dua atau tiga tahunan, kami yakin si ibu bisa sembuh,” kata Mohni.(Tribunnews.comTribunMadura.com/Surya/TribunJatim/Ahmad Faisol)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: fakta odgj di bangkalan ingatan mesda pulih dan tanya keberadaan suami mensos risma turun tangan