Bahkan biasanya air laut menutupi timbunan jalan yang telah dibuat warga. Dua pelabuhan jeti raksasa juga dibangun di samping kiri dan kanan desa.
"Kita mau apa mi juga, yang punyanya (penguasa)," tuturnya pasrah.
Aksar juga sempat mengungkapkan dulunya, Desa Boedingi menjadi tempat beroperasinya budi daya mutiara.
Sebuah bangunan kecil budidaya mutiara yang ada di pulau seberang Desa Boedingi pun masih tersisa.
Sebagai jejak pernah adanya ladang mutiara di tempat itu. Namun kini tinggal nama.
“Saya masih kecil juga dulu,” jelasnya mengingat masa itu.
Sampai pada 2012, Desa Boedingi akhirnya resmi dikuasai sejumlah perusahaan raksasa tambang, siap mengeruk kekayaan nikel di wilayah itu.(Tribunnews.com/TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Harta karun yang hilang di desa boedingi kampung suku bajo sulawesi tenggara sejak tahun