TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putra tunggal dari pasangan Ganjar Pranowo - Siti Atikoh, Muhammad Zinedine Alam Ganjar berkunjung ke Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Rabu (6/12/2023).
Dalam kunjungan pertamanya usai tiba di Bone, Alam disambut oleh para Dewan Pimpinan Cabang (DPC) partai koalisi dari pasangan Ganjar-Mahfud.
Setelah itu, Alam diajak berkelilingi Tugu Nol Kilometer Bone sebelum akhirnya singgah di Museum La Pawawoi.
Alam pun tampak kagum dengan sejarah besar yang pernah ditorehkan oleh kerajaan Bone.
"Luar biasa, baru sebentar di Bone kita sudah lihat beberapa sejarah dan budayanya Bone, luar biasa kuat, ternyata kerajaan Bone seringkali dipimpin oleh Perempuan dan itu yang membuat saya kagum," ungkap Alam.
Sejarah mencatat bahwa kerajaan Bone didirikan oleh Manurunge ri Matajang pada 1330 masehi.
Masuknya Islam ke Kerajaan Bone sendiri berawal ketika kerajaan ini tidak dianggap sederajat oleh Kesultanan Gowa. Kerajaan Bone baru akan dianggap setara apabila mau mengikuti Kesultanan Gowa memeluk agama Islam.
"Apalagi Bone memiliki budaya Islam yang cukup kuat, terlebih dengan adanya pemimpin perempuan, hal tersebut menunjukan toleransi terhadap gender itu sudah ditanam sejak dulu dan itu yang saya salut," katanya.
Alam pun memperoleh informasi perkembangan sejarah Bone. Meski sempat menjadi penguasa utama di Sulawesi Selatan, Bone akhirnya berada di bawah kendali Belanda pada 1905.
"Berbagai macam sejarah Bone dari masa pra sejarah sampai setelah jadi republik Indonesia semua ada di sini," lanjut Alam.
Putra Ganjar Pranowo ini pun berpesan kepada generasi muda untuk menjaga nilai-nilai sejarah, salah satunya dengan mempertahankan eksistensi museum.
Baca juga: KPU: Capres Cawapres Bisa Saling Respons dalam Debat Pilpres
"Ada beberapa teman-teman dari Bone mengembangkan museum pake VR, terus tadi di VR itu kita bisa eksplor berbagai macam rumah adat di Sulawesi Selatan, ayo kita ke museum kita kembangkan menggunakan kreatifitas anak muda sehingga museum tersebut semakin menarik," pungkas Alam.