TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir yang telah menggenangi puluhan titik di Jakarta selama beberapa hari ini memaksa belasan ribu jiwa harus mengungsi. Situasi ini diperparah dengan sulitnya akses untuk menembus beberapa wilayah, sehingga menghambat proses evakuasi dan pengiriman bantuan logistik.
Tak ingin tinggal diam, beberapa warga yang menjadi korban terpaksa turun ke jalan, meminta sumbangan dari warga lain yang melintas untuk mendapat tambahan uang guna menutupi kebutuhannya selama mengungsi.
Menanggapi pemandangan itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menginstruksikan seluruh bawahannya, baik itu Wali Kota, Kepala Camat, Kepala Lurah, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk memperingati warga agar menghentikan kegiatan tersebut.
Menurutnya, warga tak perlu meminta-minta di jalan karena pihaknya masih sanggup mengatasi semua kebutuhan yang diperlukan pengungsi. "Saya kira bukan soal kekurangan logistik atau bantuan lain, stok kita banyak, kita masih mampu. Kalau saya berpikir, beri mereka sumbangan hari ini, tapi peringati untuk tak melakukannya lagi," kata Jokowi saat rapat koordinasi bersama seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait penanggulangan banjir, di Balai Kota Jakarta, Minggu (20/1/2013).
Dengan tegas, mantan Wali Kota Surakarta ini menyisipkan instruksinya dengan ancaman sanksi. Ia memberi kewenangan pada Satpol PP untuk menindak warga korban banjir yang masih saja meminta sumbangan. Tentunya tanpa cara kekerasan, melainkan dengan cara persuasif sesuai dengan instruksinya selama ini. "Ya kita beri dulu, kalau masih meminta silakan Satpol PP untuk bertindak," ujar Jokowi.