News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pendidikan

Saat Siswi SMA Belajar Jadi Petugas Forensik, Lakukan Olah TKP

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa-siswi SMA belajar jadi petugas forensik dan melakukan olah TKP seperti polisi.

Tim peserta diajak berkeliling melihat aktivitas  di beberapa laboratorium di lembaga tersebut seperti laboratorium forensik, isolasi DNA, dan penggandaan DNA.

Setelah berkeliling dan dibekali pengetahuan tentang DNA Forensik, mereka diberikan sebuah studi kasus yang harus dipecahkan. Hasil analisa dipresentasikan keesokan harinya di Panjang Jiwo Resort.

Menjelang siang, tim peserta bertolak ke Panjang Jiwo Resort. Di lokasi itu, mereka mengikuti berbagai aktivitas menarik seperti workshop kulit wajah sehat bersama Tasya Kamila, CSI Games, dan  sesi diskusi bersama AKBP dra. Endang Sri Mulyaningsih, M.Biomed, APT dari Departemen Kepolisian Forensik Nasional Indoensia.

Di dua sesi terakhir ini, antusiasme para peserta terhadap dunia forensik DNA begitu terasa. Terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan semangat mereka memecahkan kasus CSI Games.

Selasa berganti Rabu. Itu artinya hari presentasi sudah tiba.  Masing-masing tim diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan analisa mereka terhadap studi kasus pembunuhan di depan para juri.

Bertindak sebagai juri adalah dr. Loa Helena Surjadi M.S. (Lembaga Eijkman) dan tiga penerima beasiswa L'Oréal-UNESCO For Women in Science, Fenny M. Dwivany, Ph.D, Rani Sauriasari, M.Sc, Ph.D, Apt, dan Elvi Restiawaty, Ph.D.

Cara presentasi para tim cukup unik dan kreatif tanpa meninggalkan bobot materi. Mulai dari mengemasnya dalam bentuk sandiwara hingga penyampaian ala wartawan tv. Ada pula yang mempresentasikannya dalam Bahasa Inggris.

Usai ke-15 tim berpresentasi dan makan siang, akhirnya saat yang ditunggu-tunggu pun tiba: pengumuman pemenang.

SMAN 71 Jakarta terpilih sebagai pemenang runner-up 2. Sedangkan runner-up 1 jatuh kepada SMAN 1 Singaraja. Dan pemenang utamanya adalah SMAN 1 Bogor.

"Tim pemenang dinilai memiliki alur penyampaian presentasi yang kreatif dan mudah dimengerti. Validitas dan studi pustaka mereka juga kuat," tutur dr. Loa Helena.

Antusias

Menurut pengamatan dr. Loa Helana, sejak program LGSC 2013 berlangsung, minat siswi terhadap dunia forensik sudah terlihat. Khususnya saat presentasi.

"Saat juri memberikan pertanyaan kepada tim di depan, saya lihat beberapa tim lainnya juga berusaha mencari jawaban lewat gadget mereka. Dari cara mereka bertanya saat sesi workshop dari forensik kepolisian juga terbilang kritis," ujarnya.

Antusiasme dan minat para siswi ini tidak lepas dari semakin canggihnya teknologi dan terbukanya akses komunikasi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini