Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Mohamad Yusuf
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seorang wanita, mendatangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk lakukan periksa DNA terkait balita yang ditelantarkan di Pintu II Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.
Wanita tersebut mengaku sebagai ibu dari balita itu. Namun pihak kepolisian tidak bisa mempercayai begitu saja. Pihaknya melakukan beberapa pemeriksaan terlebih dahulu. Pantauan Wartakotalive.com, Kamis (10/4/2014) pada pukul 11.49, seorang wanita mengenakan daster jeans biru.
Ia datang bersama dua orang penyidik dari Polsek Pademangan Jakarta Utara. Tak berapa lama kemudian, Tengku Fiola, istri dari Kapolsek Pademangan, Kompol Andri Ananta Kapolsek Pademangan datang sambil menggendong balita bernama Fransiska yang ditelantarkan tersebut.
Fiola yang mewakili dari ibu Bhayangkari tersebut, yang merawat Fransiska selama proses penyidikan. "Kondisinya sudah membaik, waktu ditemukan, balita ini sedikit lemas. Mungkin tidak mendapatkan asupan susu. Selain itu, detak jantungnya berdebar kencang, tidurnya gelisah. Anak ini juga mungkin karena kedinginan, sempat batuk dan pilek. Tapi sekarang kondisinya sudah membaik," kata Fiola di depan ruang Tes DNA, RS Polri Kramat Jati, Kamis (10/4/2014) siang.
Menurut Fiola, setelah pihak Polsek Pademangan diserahkan balita tersebut, ia yang merawatnya di rumah. Sementara, para petugas mencari tahu keberadaan orangtuanya tersebut. Saat itu, tak berapa lama kemudian, Fransiska dibawa ke ruang DNS tersebut.
Kemudian, orangtua Fransiska yang berinisial S (20) juga turut masuk ke ruang tersebut. Selang 15 menit kemudian, S ke luar sambila membawa Fransiska. Ia pun enggan memberikan pernyataan kepada awak media. "Saya cuma dititipi saja, saya cuma dititipi," kata S sambil menghindar dari wartawan.
Namun, Fiola ketika itu, kembali mengambil balita tersebut dari dekapan S. Ia membawa Fransiska hingga proses penyelidikan terhadap S selesai. "Anaknya saya bawa dulu ya bu, ibu ikut dulu dengan penyidik ke Polsek," katanya.
Dari informasi yang dihimpun, S merupakan seorang terapis di sekitar Mangga Besar, Jakarta Pusat. Ia mengaku yang membuang anak pertamanya tersebut adalah kekasihnya. Saat itu, orangtua S yang tinggal di Indramayu melihat berita Fransiska di televisi, yang diterlantarkan. Lalu, orangtuanya pun langsung ke Polsek Pademangan.
Ia mengakui Fransiska adalah cucunya. Namun, pihak kepolisian tidak mempercayai begitu saja. Pihak polisi minta orangtua Fransiska untuk datang ke Polsek Pademangan. S pun datang dan mengakui itu anaknya. Untuk memastikan, dilakukan tes DNA.