News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Moda Transportasi

APTB Seharusnya Tidak Masuk ke dalam Kota

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) melintas di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2013).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operasional layanan bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) yang diterapkan saat ini dinilai sudah melenceng dari tujuan awal. Saat ini APTB sudah ikut masuk ke dalam kota yang seharusnya menjadi milik transjakarta.

Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Izul Waro menilai, awalnya APBT bertujuan mengurangi beban kemacetan lalu lintas yang berasal dari kota-kota sekitar Jakarta. Tak hanya itu, pengoperasian APTB juga ditujukan untuk mengurangi beban kereta rel listrik (KRL).

"APTB seharusnya tidak masuk ke dalam kota. Idealnya cukup sampai pinggir kota Jakarta. Kemudian penumpang melanjutkan perjalanan dengan transjakarta," kata Izzul saat dihubungi, Sabtu (16/8/2014).

Izzul menganggap pengoperasian APTB yang masuk ke dalam kota dan menggunakan jalur busway justru menganggu layanan transjakarta. Terlebih, APTB masih sering mengetem, seperti angkutan umum lainnya.

"Seringkali ngetem di beberapa halte favorit, seperti di Harmoni, Polda, Semanggi, dan Monas. Ini jelas-jelas mengganggu operasional bus transjakarta yang tidak ngetem menunggu penumpang," ujarnya.

Meski demikian, Izzul menilai penghapusan APTB bukan langkah bijak. Ia lebih memilih opsi pengoperasian APTB dikembalikan seperti semula, yakni menjadi angkutan pengumpan bagi transjakarta untuk penumpang dari kota-kota penyangga Jakarta.

"Pemerintah pusat bisa menyurati PT Transjakarta untuk untuk melayani pengangkutan penumpang angkutan umum se-Jabodetabek. Jadi, Jalan keluarnya harus bijak," ujar Sekretaris DTKJ itu.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin agar nantinya operasional APTB berada di bawah pengelolaan PT Transjakarta. Ia juga ingin agar APTB menerapkan sistem pembayaran yang baru. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi bus APTB yang menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat.

"Kami enggak mau hapus, hanya mau mengintegrasikan dan sistem pembayarannya rupiah per kilometer. Masa dihapus? Ribut lagi nanti," katanya, di Balaikota Jakarta, Jumat (15/8/2014).

Saat ini, ada beberapa wilayah di sekitar Jakarta yang dilayani oleh APTB, yakni Bekasi; Cibinong (Bogor); Ciputat (Tangerang Selatan); dan Poris Plawad (Tangerang).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini