TRIBUNNEWS.COM - Anggaran siluman menjadi akar konflik dua lembaga pamong praja ibukota. Antara Pemerintah Provinsi dan DPRD DKI Jakarta.
Sejumlah dana ditemukan tiba-tiba muncul, disisipkan diam diam. Nilai banjir anggaran yang kerap disebut dana siluman tersebut mencapai Rp 12 triliun lebih dalam bentuk yang beragam.
Dan yang paling mencolok berada pada anggaran Suku Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Diantaranya pengadaan alat uninterruptible power supply (UPS) senilai Rp 5,9 miliar di puluhan sekolah. Selain itu juga ada pengadaan alat kebugaran senilai Rp 30 miliar.
Setelah mewawancarai secara ekslusif Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pekan lalu, pembawa acara KompasTV Aiman Witjaksono mendatangi dua sekolah yang menerima alat kebugaran dan alat UPS di Jakarta.
“Dari angket yang diberikan, sudah ada checklist alat yang dibutuhkan. Kami hanya tinggal memesan dari daftar checklist tersebut”, ungkap Sugandi Sudari, Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana SMKN 6 Jakarta.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMKN 13 Jakarta, Anshori mengatakan bahwa pihak sekolah hanya diberitahu akan ada pengiriman alat UPS. Tapi, sebetulnya yang dibutuhkan oleh pihak sekolah adalah penambahan daya listrik.
“Sudah beberapa kali kami ajukan penambahan daya listrik, tapi belum terealisasi”, terang Anshori.
Apa sebenarnya yang dibutuhkan dua sekolah yang disambangi oleh Aiman?
Simak penuturan pihak sekolah dan wawancara ekslusif Gubernur Basuki Tjahaja Purnama selengkapnya pada program “AIMAN” episode “Membongkar Permainan Anggaran Siluman” pada Senin, 23 Maret 2015 pukul 20.00WIB hanya di KompasTV. (KompasTV/Ike Kesuma)
>