Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Sasih dan Endang, sopir serta kernet metromini 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang (keduanya terseret masalah tewasnya karyawan Telkom bernama Bagus Budiwibowo yang meninggal lantaran diduga dirampok diatas metromini mereka), akhirnya buka suara.
Ternyata keterangan mereka ke pihak polisi serta keluarga korban soal korban dirampok dan didorong hingga terjatuh dari metromini oleh pelaku empat orang hingga kepala Bagus terbentur aspal pada Kamis (11/2/2016) hanya karangan belaka.
Pengakuan ini didapatkan setelah Muhammad Sasih dan Endang diperiksa oleh penyidik Polda Metro dan Polres Jakarta Pusat pada Minggu (14/2/2016) malam.
"Kejadiannya saat Pak Bagus pulang kerja pukul 17.30, Kamis (11/2/2016). Saat itu posisinya metromini berjalan pelan lalu saya liat tiba-tiba Pak Bagus sudah jatuh di trotoar. Saat itu tidak ada perampokan di metromini," tegas Muhammad Sasih di Polda Metro.
Setelah melihat Bagus tersungkur di aspal, ia bersama kernetnya (Endang) membawa Bagus ke RS Budi Mulya lalu dengan pengawalan petugas unit laka lantas Polres Jakarta Pusat, Bagus selanjutnya dibawa lagi ke RSCM oleh Endang.
Saat dibawa ke RSCM, Muhammad Sasih tidak ikut pasalnya ia masih mengurus pembayaran di RS Budi Mulya. Masih menurut penuturan Muhammad Sasih, saat kejadian itu empat penumpang lain yang ada di metromini tidak ada yang menolong.
Ternyata lantaran ketakutan apabila jadi bulan-bulanan massa, akhirnya Muhammad Sasih dan Endang sekongkol mengarang cerita bahwa Bagus menjadi korban perampokan.
"Soal saya dan kenek saya cerita perampokan, itu ngarang. Saya sudah sepakat dengan kenek saya, kalau ditanya polisi bilang saja ada perampokan lalu didorong ke aspal. Jujur pak saya takut, takut makanya bohong, takut sama massa," tutur Muhammad Sasih.
Lebih lanjut, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti mengatakan pengusutan kasus ini masih ditangani Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro hanya membantu.
"Kami Polda hanya membantu penyelidikan saja. Sampai saat ini informasi korban dirampok masih simpang siur, keterangan sopir dan kernet berubah-ubah apakah korban ini korban kejahatan di atas metromini atau korban kecelakaan saat turun dari bus. Masih kami dalami, malam ini keterangan sopir dan kernet di Polda total berbeda, mereka mengakui mereka mengarang cerita soal korban dirampok ke rekan dan keluarga korban di rumah sakit," tegas Krishna.
Krishna menambahkan pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah ada tindak pidana dalam kasus ini, menurutnya kasus ini masih terus dikembangkan dan diselidiki untuk memastikan apakah korban benar dirampok atau jatuh dari metromini.
"kami selidiki terus, karena faktanya tas, dompet dan Laptop korban masih ada sudah diamankan anggota Lalu Lintas. HP nya hilang, masih kami upayakan untuk dicari," bebernya.
Untuk diketahui, seorang karyawan Telkom bernama Bagus Budiwibowo meninggal setelah dirampok di metromini 640 jurusan Pasar Minggu- Tanah Abang yang ditumpanginya pada Kamis (11/2/2016) lalu.
Menurut keterangan sopir dan kernet, pelaku berjumlah empat orang dan diduga mendorong Bagus ke jalan dari dalam metromini hingga kepalanya terbentur.
Para pelaku melarikan diri dan Bagus dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat oleh sopir dan kernet metromini. Namun, meski telah dioperasi, Bagus menghembuskan nafas terakhirnya pada Sabtu (13/2/2016). Esoknya, Bagus dimakamkan di Kudus, Jawa Tengah.