TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kesal karena pengoperasionalan Mass Rapid Transit (MRT) diprediksi akan molor.
Dia menilai jajaran direksi PT MRT Jakarta terlalu banyak melakukan seremonial, dan bukan pengawasan perkembangan proyek MRT.
"Saya kritik kepada direksi, terlalu banyak bukan pengawasan, tapi seremonial. Tidak bisa itu, ngapain?" ujar Basuki akrab disapa Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (18/3/2016).
Selain itu, pembebasan lahan untuk proyek MRT juga menjadi kendala dalam pembangunannya.
Padahal, pembebasan lahan untuk MRT layang di Jalan Raya Fatmawati, Jakarta Selatan.
Meski proyek MRT akan selesai 2018, pengoperasionalannya baru mulai 2019.
"Progress-nya masih sesuai. Cuma pembebasan tanah yang atas akan selesai pada 2018, mungkin operasinya mulai 2019," ujar Ahok.
Tidak hanya lahan, kesalahan juga terjadi karena kontraktor asal Jepang yang salah mencetak box culvert atau beton bertulang pra cetak berbentuk segi empat yang memiliki spigot dan socketnya
"Kontraktor dari Jepang tidak benar juga. Ada 57 box culvert salah cetak," katanya.
Oleh karena itu, dia meminta kepada jajaran direksi PT MRT Jakarta agar fokus untuk melakukan pengawasan, bukan hanya sibuk seremonial.